Dedi Mulyadi: Siswa di Barak TNI Mayoritas Kecanduan Game Online

Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan, siswa SMA/SMK dan lainnya yang masuk dalam kategori bermasalah sudah dikirim ke barak militer di Dodik Bela Negara Rindwam III/Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Senin (5/5/2025).
Mereka akan menjalani pendidikan karakter yang dibina langsung oleh TNI, guru, psikolog serta beberapa ahli lainnya. Adapun program tersebut awalnya diresmikan pada Jumat (2/5/2025), dan hingga saat ini siswa bermasalah ini terus berdatangan.
"Sekarang yang datang ke sini secara umun ada yang kecanduan minuman, game online, paling banyak ML (Mobile Legend), kecanduan merokok, ada yang terlibat geng motor. Secara umum mereka itu punya kesadaran bahwa ingin berubah, dan di rumah mereka tidak bisa lagi berubah," kata Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi usai berkunjung ke Dodik Bela Negara Lembang.
1. Akan dibuat per gelombang

Pengiriman siswa bermasalah ke barak militer akan terus dilakukan secara bertahap di Jawa Barat. Sebab Dedi mengklaim, semakin banyak orangtua yang ingin menitipkan anaknya untuk mengikuti pendidikan karakter ini.
"Nanti kami bikin gelombang. Gelombang pertama, misalnya 500 siswa, kedua 500 siswa, dan terus berkesinambungan dalam setahun tak berhenti. Akhirnya banyak sekarang yang berbondong-bondong menitip anaknya," ujar Dedi.
2. Diklaim sudah lebih disiplin

Dedi menjelaskan, selama berada di barak militer, para siswa SMK/SMK yang datang dari berbagai latar permasalahan kenakalan remaja itu akan mendapat pendidikan seputar bela negara, wawasan kebangsaan, pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), kedisiplinan, antinarkoba, pendidikan keagamaan, dan lain-lain.
"Pertama kedisiplinan, membangun disiplin. Makan, mandi, solat tepat waktu. Itu dulu dikembalikan, karena mereka rata-rata tidur jam 04.00 (pagi), saya tadi tanya orangtua. Kita kembalikan jam 20.00 WIB atau 21.00 WIB, paling malam 22.00 WIB, sehingga siklus itu kembali," kata Dedi.
3. Pelajaran normal tetap diberikan

Kendati demikian, Dedi memastikan para siswa tetap mendapatkan pembelajaran seperti di sekolah. Hanya saja, tingkat kedisiplinan dan beberapa kegiatan lainnya langsung ditangani oleh anggota TNI dan pihak profesional terkait lainnya.
"Setelah disiplin, baru mengikuti pelajaran sekolah, bisa guru ke sini atau TNI jadi guru nanti diberi stimulus khusus. Sehingga bisa bersekolah seperti biasa, nanti olahraga juga kami fasilitasi," ucap dia.