Dalam Satu Bulan Ada 95 Kejadian Bencana di Jabar, Empat Orang Wafat

- Sebanyak 95 kejadian bencana alam terjadi di Jawa Barat selama Oktober 2025, mengakibatkan belasan ribu jiwa terdampak dan empat orang meninggal dunia.
- Peristiwa bencana alam juga menyebabkan 3.655 rumah warga terdampak, dengan kasus tertinggi terjadi di Kabupaten Bogor, Karawang, Bandung Barat, dan Sukabumi.
- Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan status siaga darurat bencana alam hingga April 2026, meminta kepala daerah untuk mempersiapkan anggaran penanganan bencana.
Bandung, IDN Times - Peristiwa bencana alam terjadi di beberapa wilayah Jawa Barat sejak beberapa hari kemarin. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat mencatat sepanjang Oktober 2025 ada sebanyak 95 kejadian hingga membuat belasan ribu jiwa terdampak.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Jawa Barat, Teten Ali Mulku Engkun mengatakan, selain belasan ribu masyarakat yang terdampak, ada sebanyak empat orang meninggal dunia dari peristiwa bencana alam ini.
"Kami ngomong dari 1 Oktober 2025, sudah ada 95 kejadian bencana. Masyarakat terdampak sekitar 19.962 jiwa. Kemudian ada yang meninggal empat orang," ujar Teten, Rabu (29/10/2025).
1. Bencana alam paling banyak terjadi di wilayah Bogor

Selain korban jiwa, peristiwa bencana alam sepanjang Oktober 2025 ini membuat sekitar 3.655 rumah warga terdampak, terdiri dari 171 rumah rusak berat, 405 rumah rusak sedang, dan 1.908 rumah rusak ringan. Adapun peristiwa bencana alam tersebut terjadi di beberapa kabupaten dan kota di Jabar.
Beberapa di antaranya dengan kasus peristiwa bencana alam yang paling tinggi ada di Kabupaten Bogor sebanyak 19 kejadian, Kabupaten Karawang 11 kejadian, Kabupaten Bandung Barat sepuluh kejadian, dan Kabupaten Sukabumi sembilan kejadian.
"Termasuk yang kemarin tapi Kabupaten Sukabumi mah biasa ya, intinya kejadiannya sedikit tapi besar," ujarnya.
2. Empat orang meninggal, satu dari Pondok Pesantren

Lebih lanjut, Teten menjelaskan, korban yang meninggal dalam bencana alam di Jabar terjadi karena berbagai macam kondisi. Seperti disebabkan oleh adanya bencana alam longsor di salah satu Pondok Pesantren, dan kejadian lainnya.
"Tapi bukan tertimpa bangunan atau segala macam gitu. (Rata-rata) di Kabupaten Bandung Barat di Kecamatan Rongga, yang di ponpes At-Thohiriyah ya Al-Thohiriyah yang Nuri satu. Kemudian di Indramayu ini juga sama yang bapak-bapak, yang umurnya cukup tua, atas nama Pak Tarmin," kata Teten.
"Kemudian yang di Ciater Subang yang tertimpa pohon, Pak Waway sama Raka yang 20 tahun tuh ya yang di Jalan Cagak, yang terkena puting beliung. Itu sih yang empat orang sementara," ucapnya.
3. Jabar darurat bencana hingga tahun depan

Peristiwa bencana alam berpotensi akan terjadi selama beberapa bulan ke depan. Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun kini sudah menetapkan status kedaruratan bencana alam yang dikeluarkan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, melalui Kepgub nomor 360/Kep.626-BPBD/2025.
Surat ini sudah diedarkan kepada seluruh kabupaten dan kota di Jabar, dan mulai berlaku dari 15 September 2025-30 April 2026.
"Menetapkan, status siaga darurat bencana banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem dan abrasi, serta tanah longsor di daerah provinsi jawa barat tahun 2025/2026 yang selanjutnya disebut status siaga darurat," kata Dedi dalam Kepgub tersebut, dikutip Senin (27/10/2025).
Dedi juga meminta agar kepala daerah segera mempersiapkan semuanya termasuk anggaran untuk kebencanaan, jika nantinya terdapat masyarakat yang terdampak bencana dalam beberapa bulan mendatang.
"Pembiayaan yang diperlukan untuk penanganan status siaga darurat bencana bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat; dan/atau sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan," katanya.
Sementara itu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap potensi hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang dalam waktu satu pekan ke depan.
"Saat ini sebagian besar Jawa Barat sudah memasuki musim hujan, kecuali sebagian kecil bagian utara masih dalam masa peralihan," kata Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu, dalam keterangan resminya, Senin (27/10/2025).
BMKG Stasiun Geofisika Bandung mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap potensi hujan yang dapat berdampak terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.
"Tetap waspada terhadap potensi hujan sedang hingga lebat dalam durasi singkat dan skala lokal yang dapat disertai petir dan angin kencang antara siang, sore atau malam hari yang dapat berdampak genangan, banjir dan tanah longsor," kata Teguh.



















