Dugaan Pungli di TPU Cikadut, Korban: Biaya Ditarif, Bukan Sukarela

Tega banget orang lagi berduka malah dipalak

Bandung, IDN Times - Kepolisian dari Polresatabes Bandung hingga saat ini belum memproses secara hukum oknum yang dianggap melakukan pungutan liar saat pemakaman jenazah di TPU Cikadut khusus COVID-19. Uang yang diminta oknum untuk memakamkan jenazah disebut diminta secara sukarela dan mendapat persetujuan dari pihak keluarga.

Atas klaim tersebut, Yunita Tambunan, yang menjadi ahli waris keluarga yang dimakamkan di TPU Cikadut membantah hal tersebut. Menurutnya, permintaan uang untuk pemakaman Rp2,8 juta terkesan memaksa. Sebab, oknum tersebut memintanya tanpa ada alasan yang pasti dan tidak sesuai prosedur.

"Enggak ada deal-deal (kesepakatan) dengan pekerja gali kubur. Ini pak R yang meminta langsung. Dan bukan uang terima kasih," ujar Yunita saat dihubungi, Senin (12/7/2021).

1. Uang diminta di kantor TPU Cikadut

Dugaan Pungli di TPU Cikadut, Korban: Biaya Ditarif, Bukan SukarelaIlustrasi pemakaman di TPU Cikadut. IDN Times/Debbie Sutrisno

Yunita pun menceritakan, awalnya dia akan menguburkan keluarga di Cikadut yang meninggal akibat terpapar virus corona. Ketika itu dia sampai di kantor TPU Cikadut untuk memberikan data sekitar pukul 20.00 WIB.

Bersamanya ada satu orang yang juga hendak memakamkan keluarganya. Dia merupakan warga muslim sedangkan Yunita non-muslim.

Di kantor TPU tersebut ada dua orang laki-laki yang mendata, salah satunya R yang berkomunikasi langsung dengan Yunita.

"Jadi semua dimintai sama dia (R). Yang muslim itu ketika bayar Rp100 ribu langsung dimaki-maki. Ketika bilang ke saya kalau pemakaman untuk non-muslim itu tidak ditanggung pemerintah," ujar Yunita.

Baca Juga: Pungli di TPU Cikadut, Polisi dan Kejaksaan Diminta Usut Tuntas!

2. Awalnya diminta biaya Rp4 juta

Dugaan Pungli di TPU Cikadut, Korban: Biaya Ditarif, Bukan SukarelaIlustrasi pungli. (IDN Times/Sukma Shakti)

Yunita mengatakan, karena tidak tahu kalau memang pemakaman jenazah COVID di Cikadut ini gratis, mau tak mau dia pun membayarnya. Ketika awal bernegosiasi Yunita mengaku diminta Rp4 juta. Namun, setelah ditawar petugas tersebut mau dibayar Rp2,8 juta.

"Jadi itu memang diminta di awal," ungkapnya.

Setelah informasi pungutan ini viral, uang yang dibayarkan tenyata sudah dikembalikan lewat rekening sang adik. Namun dia heran bagiamana ada pihak yang mengetahui rekening adiknya tersebut. Sebab selama ini yang banyak berhubungan dengan media ada Yunita sendiri.

"Saya belum tahu pasti. Tapi memang adik saya bilang ada uang masuk Rp2,8 juta. Nah ya harusnya ke saya saja langsung, jangan adik saya," kata dia.

Baca Juga: Cerita Pungli TPU Cikadut: Biaya Pemakaman COVID-19 Diminta Rp6 Juta

3. Uang pemakaman tidak jelas masuk ke mana

Dugaan Pungli di TPU Cikadut, Korban: Biaya Ditarif, Bukan SukarelaPemakaman untuk jenazah terpapar COVID-19 di TPU Cikadut, Bandung. IDN Times/Debbie Sutrisno

Pungutan liar di TPU Cikadut juga dialami Yan Candra. Saat sedang membantu memakamkan pamannya, dia dan keluarga dimintai uang oleh petugas sebesar Rp1 juta. Uang itu hanya untuk jasa panggul saja dan memakamkan. Sedangkan uang padung dibayarkan ke kantor TPU Cikadut sebesar Rp200 ribu.

"Jadi itu diamplop ada untuk dia tim itu minta Rp1 juta. Masing-masing Rp500 ribu," ujar Yan.

Dia pun heran dengan permintaan ini. Sebab pihak dari kantor TPU Cikadut menyebut tidak membebankan pemakaman kepada keluarga.

"Variatif bahasa klasik dari petugas kantor tidak membebankan keluarga. Realitas di lapangan memang ada untuk petugas," ujarnya.

Baca Juga: Berdalih Kurang SDM, Polisi Sebut Pungli di TPU Cikadut Tak Melanggar

Baca Juga: Pungli TPU Cikadut, Pengakuan Ahli Waris: Tarif Siang dan Malam Beda!

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya