200 Ribu UMKM di Jabar Binaan BRI Telah Gunakan QRIS

Pembayaran digital berikan keuntungan pada pelaku usaha

Bandung, IDN Times - Perkembangan digitalisasi dalam transaksi pembayaran membuat para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) turut serta mengaplikasikannya. Salah satu yang marak digunakan adalah QRIS, yang merupakan produk dari Bank Indonesia.

Manager Retail Payment & Card Departement BRI Regional Office Bandung, Yudi Darmawan menuturkan, penggunaan QRIS oleh pelaku usaha khususnya UMKM memang sejalan dengan jaman sekarang yang hampir seluruhnya sudah masuk ke ranah digital. Prilaku masyarakat sekarang sudah sangat minim menggunakan uang tunai ketika bertransaksi dengan memiliki metode nontunai.

"Istilahnya kalau dulu orang bakal balik rumah kalau ketinggalan dompet. Tapi sekarang orang bakal balik kalau ketinggalan handphone (HP/ponsel)," kata Yudi saat berbincang dengan IDN Times, Jumat (9/6/2023).

1. Peningkatan pemanfaatan QRIS semakin masif

200 Ribu UMKM di Jabar Binaan BRI Telah Gunakan QRISDebbie Sutrisno/IDN Times

Dengan dompet digital yang dimiliki banyak masyarakat, metode pembayaran memakai QRIS kian tinggi. Alhasil peningkatan UMKM yang memiliki aplikasi ini bertambah setiap tahunnya.

Yudi menuturkan, pada 2021 jumlah UMKM yang berada di bawah binaan BRI dan memiliki QRIS angkanya sudah mencapai 80 ribu. Angka tersebut kemudian bertambah lebih dari dua kali lipat pada 2022, di mana jumlahnya sudah mencapai 208 ribu.

"Untuk 2023 sendiri dari kami menargetkan ada penambahan UMKM memakai QRIS di angka 250 ribu, atau ada 50 ribu pelaku usaha baru yang membuka aplikasi QRIS tahun ini," kata dia.

2. Jumlah transaksi pada 2023 naik 2 kali lipat

200 Ribu UMKM di Jabar Binaan BRI Telah Gunakan QRISLayanan menggunakan QRIS. (Dok. BRI)

Seiring jumlah UMKM yang memanfaatkan QRIS sebagai metode untuk pembayaran, jumlah transaksi pun meningkat setiap tahunnya. Pada 2022 misalnya, jumlah transaksi sudah mencapai 1,2 juta kali.

Sementara pada 2021, Yudi mengatakan bahwa data rincinya memang belum terekap. Namun, melihat jumlah UMKM yang bekerjasama kurang dari setengahnya dibandingkan 2022, maka transaksi pun diperkirakan hanya 500 ribu sampai 600 ribu kurun waktu 2021.

Hal yang cukup mencengangkan adalah data per Mei 2023 atau lima bulan pertama tahun ini atau hingga 31 Mei, transaksi pemakaian QRIS sudah mencapai 2,1 juta.

"Tahun ke tahun orang makin banyak pakai cashless (nontunai). Dan karena pandemik COVID-19 juga sekarang melek digital sudah jadi keharusan. Makanya orang juga sudah terbiasa membayar pakai dompet digital," kata Yudi.

3. Pembayaran nontunai hindari uang palsu dan tingkakan omzet UMKM

200 Ribu UMKM di Jabar Binaan BRI Telah Gunakan QRISPelaku UMKM sedang mempelajari pembayaran secara digitalisasi di pameran UMKM Gayeng 2022 di Mal Paragon Semarang. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Yudi menjelaskan, selain mempermudah orang untuk bertransaksi, QRIS juga memberikan manfaat banyak kepada pelaku UMKM. Misalnya, sistem ini mampu menghindari penggunaan uang palsu yang masih marak terjadi. Karena, pelaku usaha kecil seperti warung atau kafe pasti akan rugi saat kasir menerima uang palsu pecahan Rp100 ribu atau Rp50 ribu.

Kemudian sistem ini pun bisa meningkatkan omzet UMKM. Contohnya, ketika konsumen ingin membeli barang mereka biasanya membawa uang tunai. Saat barang yang akan dibeli banyak yang bagus, pembeli tersebut belum tentu ingin mengambil uang ke anjungan tunai mandiri (ATM) guna membeli barang lainnya.

Namun, ketika pedagang menyediakan sistem pembayaran nontunai seperti QRIS, konsumen biasanya mau untuk mengeluarkan uang lebih sesuai dengan isi ATM-nya.

"Kalau ada sistem bayar digital mereka lebih mudah mengeluarkan uang ketimbang harus membawa uang tunai dulu saat beli barang," ungkap Yudi.

Keuntungan seperti ini yang coba dijelaskan kepada pelaku usaha oleh BRI agar mereka mau menggunakan sistem pembayaran digital khususnya memakain QRIS.

Baca Juga: Praktisnya QRIS dan Tantangan Mendobrak Pola Pikir

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya