TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Selain CN-250, Ini Kontribusi Besar BJ Habibie di Industri Penerbangan

BJ Habibie adalah advance technology

Pesawat CN250. IDN Times/Yogi Pasha

Bandung, IDN Times - PT Dirgantara Indonesia mungkin menjadi salah satu saksi kehebatan putra bangsa dalam mengembangkan teknologi pesawat terbang. Presiden ke-3 Republik Indonesia, BJ Habibie yang wafat pada Rabu(11/9) ini telah menorehkan kontribusi besar bagi bangsa khususnya dalam dunia dirgantara.

Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia (Persero) Elfien Goentoro mengatakan, BJ Habibie telah meninggalkan semangat dan kenangan selama berkiprah dalam industri pesawat terbang di Tanah Air. Bukan hanya sebagai pendiri dan penggagas Industri Pesawat Terbang Nurtanio (IPTN) saja. Tetapi, Wakil presiden ke-7 Indonesia ini juga telah membuat terobosan dalam dunia penerbangan.

"Rekam jejak beliau disamping pendiri, penggagas, beliau juga adalah Advance Teknologi. Beliau membuat terobosan bahwa bagaimana production itu dilakukan dari assembling. Sampai kita bisa mendesain pesawat sendiri," kata Elfien Goentoro, di Bandung, Rabu.

Alfien menyebutkan, selama berkontribusi di PT Dirgantara Indonesia (PT DI) sebelumnya PT IPTN, BJ Habibie berhasil mengembangkan Pesawat NC 212-100 sampai jadi NC 212 I yang sudah auto pilot dan menjadi andalan PT DI. Pesawat ini merupakan pesawat berpenumpang 24 orang.

Rekam jejak atau kontribusi besar keduanya ialah Pesawat CN 235 di mana setengah dari pesawat tersebut dirancang bangun oleh putra putri bangsa dan setengahnya lagi dibuat oleh perusahaan pembuat pesawat terbang, Spanyol, CASA.

"Di dunia sudah ada 283 pesawat CN 235. Jadi itulah kontribusi awal bagaimana putra putri bangsa di Indonesia, di industri dirgantara ini bisa membuat setengah dari pesawat ini," kata dia.

Kontribusi besar yang ketiga Pak Habibie untuk PT DI ialah beliau sudah merancang bangun dan menerbangkan N250 yang saat itu menggunakan teknologi canggih, yakni fly by wire.

"Kalau itu terus, mungkin Pesawat ATR tidak sebanyak ini dan N250 yang berterbangan di Indonesia. Sayang waktu itu negara kita dilanda krisis. Oleh IMF proyek itu diberhentikan," kata dia.

Dia mengatakan meskipun sosok BJ Habibie telah tiada namun seluruh jajaran direksi dan pegawai PT DI terus memegang semangat BJ Habibie.

IDN Times/Yogi Pasha

Baca Juga: BJ Habibie Wafat, PT DI kehilangan Founding Father 

Berita Terkini Lainnya