Proyek 5 DPSP Penciptaan 10 Bali Baru Bisa Dipantau Melalui Aplikasi Tomps
Komitmen pemerintah dan Telkom ciptakan industri pariwisata
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Implementasi proyek 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) sebagai bagian program penciptaan 10 "Bali Baru" telah dilengkapi aplikasi pemantaun proyek karya anak bangsa, Tomps.
5 DPSP yang akan jadi angin segar dengan ditargetkan mulai 2022 tersebut dilengkapi alat supervisi online yang memudahkan pengelolaan proyek dari berbagai destinasi secara digital sehingga meningkatkan nilai transparansi, efektivitas, dan akuntabilitas di dalamnya.
“Aplikasi besutan PT Telkom Indonesia ini nantinya akan memberi kemudahan dalam mengelola proyek melalui supervisi daring,” tutur Edi Witjara, Direktur Enterprise and Business Service Telkom Indonesia, Rabu (15/12/2021).
Menurut dia, Tomps sebagai aplikasi monitoring akan digunakan dalam meningkatkan visibilitas dan performansi proyek secara keseluruhan. Sehingga proses pelaporan aktivitas proyek 5 DPSP nantinya dapat diakses lebih cepat, akurat, dan efektif.
Adapun 5 DPSP tersebut adalah Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo Flores, Mandalika serta Likupang.
Edi menjelaskan, langkah tersebut sebagai bentuk komitmen pemerintah dan Telkom Indonesia untuk turut andil menciptakan industri pariwisata yang lebih berkualitas.
"Melalui Tomps, Telkom juga berharap dapat menciptakan ekosistem manajemen proyek yang lebih baik untuk berbagai proyek lainnya di Indonesia. Kedepannya, diharapkan kualitas industri pariwisata di Indonesia dari berbagai lini kian meningkat dan menciptakan lebih banyak lagi titik pariwisata kelas dunia di Tanah Air," pungkasnya.
1. Mampu meningkatkan visibilitas dan performasi proyek
Sebelumnya, dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengembangan Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (Rakornas Lima DPSP), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Luhut B. Pandjaitan, mengatakan, proyek ini akan fokus menyelesaikan beberapa isu.
Seperti penyelesaian lahan, memusatkan lokasi wisata yang dikunjungi mancanegara, serta pengelolaan lokasi wisata di Danau Toba, Likupang, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.
“Kita harus mampu mewujudkan pariwisata yang berkualitas dengan mengedepankan kepentingan bersama. Kita harus bekerja sama-sama, terlebih masih ada beberapa isu yang memerlukan perhatian pemerintah,” ujarnya.