Pandemik COVID-19, Tranformasi Digital PT Telkom Berkembang di Desa
PT Telkom kembangkan SVN di empat provinsi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Pandemik COVID-19 yang terjadi di Indonesia telah mengubah gaya hidup masyarakat. Salah satunya adalah sisi teknologi. Transformasi digitak sangat dibutuhkan di tengah keterbatasan pandemik.
Salah satu platform digital yang membantu pelayanan masyarakat adalah teknologi platform Smart Village Nusantara (SVN) buatan PT Telekomunikasi (Telkom) yang baru dikembangkan di empat provinsi.
Di Jawa Barat, sudah ada dua desa yang memaksimalkan platform digital SVN ini. Dua desa itu adalah Desa Pangandaran di Kabupaten Pangandaran dan Desa Palasari di Kabupaten Subang.
Selain itu, ada tiga desa lainnya di Indonesia yang juga telah terdigitalisasi yaitu Desa Sambirejo (Kabupaten Sleman, Yogyakarta), Desa Ranupani (Kabupaten Lumajang, Jatim), dan Desa Kemuning (Kabupaten Karanganyar, Jateng).
Menurut Sekretaris Desa (Sekdes) Desa Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jaja Sudiana, implementasi SVN di desanya dimulai per 1 Oktober 2020. Saat itu kondisi telah pandemi sehingga dilakukan sejumlah pembatasan kegiatan masyarakat guna membatasi penularan Covid-19.
"Kami punya 16 orang staf desa, namun setelah PPKM, hanya tiga orang yang bisa bertugas tiap hari sementara masyarakat butuh pelayanan. Aplikasi SVN seperti simpeldesa membuat masyarakat tetap bisa mengurus surat dari smartphone di rumahnya sementara kantor desa berjalan aman tidak ada kerumunan antrian," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Senin(26/7/2021).
1. Teknologi mampu mengurangi kerumunan di tengah pandemik
Menurut dia, pihaknya mengatur tiga petugas yang bertugas sedemikian rupa sehingga tiap hari tetap ada yang bisa operasikan aplikasi di komputer personal milik desa. Hal ini tergambarkan dari proses digitalisasi layanan desa, yang mana tercatat pemprosesan 1.155 surat, 96 informasi, 7 laporan, dan 68 berita dari 903 warga pengguna aktif aplikasi tersebut.
Jaja menambahkan, selain antrian panjang masyarakat yang membahayakan pandemi sudah tidak ada lagi, SVN juga memberikan kebanggaan tersendiri karena Desa Pangandaran satu tingkat lebih baik dari desa lainnya.
"Untuk itu, kami sudah berencana anggarkan Rp300 juta dari APBD 2021 untuk peningkatan layanan Smart Village ini. Kami ingin bangun Smart Pole, ada banyak CCTV sehingga bisa lakukan pengawasan lingkungan, mantau kemacetan, dan lakukan perbaikan-perbaikan layanan ke masyarakat," ujar dia.