Kejari Indramayu Dalami Dugaan Korupsi Anggota DPR RI Fraksi Golkar
Saksi sudah diperiksa dan penyidik kumpulkan barang bukti
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Kejaksaan Negeri (Kejari) Indramayu tengah melakukan penyelidikan kasus dugaan korupsi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) sebanyak 1400 unit. Berdasarkan informasi yang dihimpun, program tersebut merupakan usulan anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar pada tahun 2021.
Diduga, penyelidikan dilakukan karena adanya penyelewengan pengerjaan program BSPS yang melibatkan anggota DPR RI berinsial BH. Kasi Intelejen Kejari Indramayu, Gunawan Hari P membenarkan adanya penyelidikan kasus tersebut. Penyelidikan itu ditangani oleh peyidik dari tindak pidana khusus (Pidus) Kejari Indramayu.
"Sekarang masih proses penyelidikan di tindak pidana khusus, masih kami dalami jadi belum banyak yang bisa kami sampaikan," ucap Gunawan dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times.
Gunawan menyebut, pihaknya telah melakukan sejumlah pemeriksaan saksi dalam kasus tersebut. Namun, Dia tidak merincikan jumlah saksi yang telah diperiksa.
"Kalau diperiksa ada beberapa orang terkait itu (kasus dugaan korupsi BSPS)," tuturnya.
Selain melakukan pemeriksaan saksi, Gunawan menambahkan, pihaknya juga tengah mengumpulkan sejumlah alat bukti guna mengungkap kasus tersebut.
"kami juga masih mengumpulkan alat bukti untuk pendalaman lebih lanjut," kata Gunawan.
1. Bahan material bangunan diduga tidak sesuai spesifikasi
Salah seorang fasilitator lapangan berinisial A menduga, pengerjaan program milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tersebut tidak sesuai spesifikasi
Menurutnya, bahan-bahan material pembangunan diduga tidak sesuai dengan spesifikasi rumah program BSPS. A mengatakan, dirinya bertugas untuk melakukan verifikasi dan kontrol pembangunan rumah BSPS untuk 56 penerima manfaat di dua desa, Kabupaten Indramayu.
Dia mengatakan, sejak awal bekerja dalam program BSPS, dirinya sudah diarahkan untuk berkoordinasi dengan staf dari BH. "Awal kerja saya langsung disuruh menghubungi staf nya pak BH, nanti katanya saya bakalan dibantu intinya di lapangan, soalnya saya juga kan harus sowan dengan penerima manfaat dan tokoh desa," ucap fasilitator lapangan BSPS berinsial A.
"Saya kan awal ke desa langsung verifikasi, cuma saya kan bukan orang situ gatau tuh rumahnya yang mana saya hanya menerima nama penerima bantuan dan alamatnya, dibantulah sama staf nya pak BH (untuk menemukan rumah penerima manfaat)," tuturnya.