HUT Cianjur, Lokatmala Bakal Beri Kado Pertunjukan Musikal Spektakuler
Musikal bertajuk 'Dari Pancaniti ke Ceurik Oma’
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cianjur, IDN Times - Yayasan Kebudayaan Lokatmala Indonesia atau Lokatmala Foundation bakal mempersembahkan kado ulang tahun untuk Kabupaten Cianjur dengan menggelar pertunjukan musikal paling spektakuler “Dari Pancaniti Ke Ceurik Oma”.
Pertunjukan ini akan digelar di Gedung Assakinah Cianjur, Rabu, 10 Juli 2024 mendatang.
Sejumlah talent ternama besutan sutradara handal asal Cianjur Heliana Sinaga diharapkan akan memberikan warna baru dalam sejarah pertunjukan seni budaya di kabupaten berpenduduk hampir 2,5 juta orang ini.
Ketua Lokatmala Foundation, Wina Rezky Agustina, kepada Wartawan di Cianjur, Sabtu (29/6/2024), mengatakan, ‘Dari Pancaniti ke Ceurik Oma’ sengaja diciptakan untuk membawa semangat nilai-nilai luhur kebudayaan Cianjur, yakni Ngaos, Mamaos dan Maenpo.
“Tiga Pilar Budaya itu merepresentasikan ekspresi kultural masyarakat Cianjur yang lekat dengan nilai-nilai religiusitas, mengasah keindahan dan keterampilan dalam kehidupan, sehingga mampu memantik ketangguhan rakyat lahir dan batin,” kata Wina yang juga dosen tetap Transformasi Budaya Sunda Prodi Pendikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Suryakancana (Unsur) Cianjur itu.
Wina juga menyebut acara yang dihadirkannya itu merupakan pengejawantahan dari Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Cianjur Nomor 10 Tahun 2020 tentang Penerapan Tiga Pilar Budaya Cianjur.
“Pertunjukan Musikal yang akan kami sselenggarakan ini diharapkan menjadi sebuah pengayaan dan adaptasi budaya seiring konteks ruang dan waktu. Menciptakan kreasi serta inovasi baru dan kekinian dengan tetap berbasis pada akar dan tradisi sehingga mudah diterima generasi saat ini,” paparnya.
1. Siapa Pancaniti?
Wina, seniman lulusan pascasarjana program penciptaan dan pengakajian seni Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung menjelaskan, yang dimaksud Pancaniti dalam pertunjukannya adalah Dalem Pancaniti atau R.A.A Kusumahningrat.
“Beliau adalah Bupati Cianjur ke-10 yang berkuasa dari 1834 sampai tahun 1862 dan dianggap sebagai orang yang sangat berjasa dalam mengembangkan seni Tembang Sunda Cianjuran. Dalem Pancaniti selain dikenal sebagai Orang Sunda pertama yang membuat kamus dwi-bahasa Melayu-Sunda,” kata Wina yang juga anggota Tenaga Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Cianjur tersebut.
Sementara Oma yang dimaksud adalah Nyi Rd. Oma. Menurut buku Penyamyi Istana Suara Hati Penyanti Kebanggan Bung Karno oleh Nani Nurani Affandi, paras Ny. Rd. Oma ini sangat cantik nan jelita sehingga mengundang putra dari Bupati Garut saat itu untuk mempersuntingnya. Namun Sang Bupati tidak dapat menyetujuinya keinginan putranya karena Eyang Oma dianggap bukan ningrat besar.
“Namun karena Putra Bupati itu memaksa, maka pernikahan pun terjadi. Selesai akad, Oma langsung diboyong ke Garut. Hanya dua minggu setelah pernikahan, putra Bupati ini diajak berdinas ke Bandung oleh keluarganya. Dan prahara itu pun terjadi, Oma dipulangkan ke Cianjur,” tutur Wina.