TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Lahan Garam Terus Direndam Rob, Petambak Garam Cirebon Tagih Janji KSP

Tahun ini petambak garam gagal panen

Lahan tambak garam di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon terendam air rob. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Cirebon, IDN Times - Sudah tiga tahun berlangsung, petambak garam di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon terdampak banjir rob. Kondisi itu membuat pilu sebagian besar petambak karena tidak bisa memproduksi garam.

Para petambak garam lebih memilih meninggalkan lahan garam. Sebab, kondisi laham yang terus menerus diterjang banjir rob membuat lahan sulit diolah. Salah satunya dirasakan Ismail (35 tahun).

Petambak garam desa setempat itu sudah lama tidak lagi mengolah lahan karena kondisinya terendam rob sehingga sulit produksi. Mereka pun sempat menagih janji Kepala Staf Presiden (KSP) RI, Moeldoko yang berjanji melalui Kementerian Kelautan merevitalisasi bibir pantai kawasan ini.

1. Ingat janji KSP Moeldoko

Lahan tambak garam di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon terendam air rob. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Ismail mengatakan, sebagian besar lahan garam di desanya terendam rob. Hanya sebagian kecil lahan yang selamat karena posisinya jauh dari bibir pantai.

Kondisi lahan garam yang terus terendam air rob, membuatnya ingat janji KSP RI, Moeldoko yang akan menyampaikan masalah tersebut Kementerian Kelautan.

"Jumlah lahan petambak yang terendam ada sekitar ratusan hektare. Itu sudah tidak bisa digarap. Paling hanya seperempat lahan garam yang masih bisa produksi tahun ini. Itu pun mereka kesusahan mengolahnya," kata Ismail, Selasa (23/8/2022).

2. Sudah berlangsung tiga tahun

Lahan tambak garam di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon terendam air rob. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Di bulan Agustus ini para petambak di Desa Rawaurip seharusnya sudah memanen. Ismail menjelaskan, kondisi lahan terendam air pasang ini sudah memasuki tahun ketiga. Namun demikian, kondisi terparah terjadi pada tahun ini.

Ia menyebutkan, pada 2020, lahan garam seluas 7.500 meter persegi masih bisa memproduksi garam meski hanya mendapatkan 7 ton selama semusim. Di tahun 2021, petambak hanya mendapat 5 ton garam saja.

"Kondisi ini juga diperparah karena cuaca tidak menentu. Di bulan Agustus masih turun hujan. Itu memperburuk situasi karena pengolahannya semakin lama," katanya.

3. Kondisi berbeda pada tahun 2019

Lahan tambak garam di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon terendam air rob. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Ismail menambahkan, hasil panen pada 2019 sangat jauh berbeda. Petambak masih menghasilkan 85 ton garam dalam semusim dengan luas lahan yang sama. Kini, pada 2022 sebagian besar petambak tidak merasakan panen sama sekali.

Menurut Ismail, kunjungan KSP RI, Moeldoko sepuluh bulan lalu, petambak garam menaruh harapan besar terhadap pemerintah pusat untuk mengatasi masalah yang dialami petambak. Akan tetapi, beberapa janji KSP kepada petambak garam sampai sekarang sama sekali belum terealisasi.

"Kami cuma bisa pasrah saja dengan kondisi ini. Tapi kalau boleh menagih janji Pak Moeldoko ya kami minta segera direalisasikan. Karena saat itu, Pak Moeldoko berjanji melalui kementerian mau membenahi sepanjang pantai agar tidak terus digerus abrasi karena rob," katanya.

Berita Terkini Lainnya