TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gelar Sultan Kasepuhan Cirebon Diklaim Orang, Ini Kata Putra Mahkota

Mengaku masih melestarikan adat istiadat

Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan, PRA Luqman Zulkaedin

Cirebon, IDN Times - Pengukuhan sepihak Raden Rahardjo Djali sebagai polmak/polmah Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon di Masjid Sang Cipta Rasa, Kamis (6/8/2020) tidak membuat keluarga dari keturunan Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat gusar. Putra mahkota Keraton Kasepuhan, Pangeran Raja Luqman Dzulqaedin menyatakan bahwa kondisi saat ini di lingkungan keraton masih berjalan kondusif. Kendali dan kebijakan keraton pun masih berada di bawahnya.

Melalui pernyataan terbukanya, Luqman menegaskan bahwa pria yang bernama Rahardjo Djali tidak berhak menyandang gelar kesultanan dan bukan merupakan keturunan sultan. Menurut Luqman, Keraton Kasepuhan Cirebon masih melanggengkan adat istiadat sejak ratusan tahun perihal suksesi pergantian kepemimpinan sultan.

"Pergantian sultan sudah berjalan ratusan tahun lalu. Sebelumnya ditetapkan putra mahkota oleh sultan yang masih bertahta.  Dalam hal ini saya ditetapkan sebagai putra mahkota oleh Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon pada 30 Desember 2018," ujarnya, Kamis (6/8/2020).

1. Penunjukan penerus sultan sudah otomatis

Langgar Agung Keraton Kasepuhan Cirebon sepi dari kegiatan ibadah Ramadan. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Dia menjelaskan, dalam tradisi kesultanan, di saat sang sultan bertahta wafat, maka secara otomatis putra mahkota yang sudah ditunjuk wajib menggantikan dan meneruskan tugas dan tanggung jawab sebagai sultan.

"Jadi yang dilakukan oleh saudara Rahardjo cs itu bertentangan dengan tradisi turun-temurun di Kesultanan Kasepuhan Cirebon," tuturnya.

2. Rahardjo pernah coba ambil alih tahta

Pria mengaku sebagai keturunan Sultan Sepuh XI Jamaludin Aluda Tadjul Arifin menduduki singgasana Keraton Kasepuhan

Luqman menyayangkan rekam jejak perbuatan Rahardjo Djali yang pernah menggembok pintu Keraton Kasepuhan dengan maksud mengambil alih tahta kesultanan di bawah kendali Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat. Bahkan, perbuatannya itu dilakukan dengan cara menyiarkan melalui video yang tersebar luas melalui media sosial. Atas perbuatan tersebut, pihak Keraton Kasepuhan Cirebon melaporkan kejadian ke pihak berwajib.

"Rahardjo Djali cs yang membuat video pengambilalihan tahta Kesultanan bulan kemarin,  sudah kami laporkan dan dalam proses penanganan kepolisian," kata dia.

3. Pengukuhan Rahardjo jadi sultan sementara

Raden Rahardjo Djali melangsungkan prosesi pengukuhan Sultan Kasepuhan Cirebon sementara di Masjid Sang Cipta Rasa. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Sebelumnya, pria bernama Rahardjo Djali menggelar prosesi pengukuhan diri sebagai polmah Sultan Keraton Kasepuhan di Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Kamis (6/8/2020). Rahardjo berdalih, pengangkatannya sebagai sultan itu karena dirinya mendapat surat kuasa dari keluarga besar Keraton Kasepuhan dan beberapa pesantren yang ada di wilayah Cirebon.

Dalam prosesi pengukuhan polmah/polmak Sultan Keraton Kasepuhan itu, Rahardjo membacakan secarik kertas yang berisi amanat untuk menjadi sultan dari para sesepuh dan keluarga besar Keraton Kasepuhan Cirebon. Terlihat juga penyematan kalung bunga melati oleh seseorang yang dianggap sesepuh keraton.

Berita Terkini Lainnya