TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Orang Ditetapkan Tersangka Insiden Berdarah Bentrok Petani Tebu

Dua pelaku pembacok masih buron

Barang bukti senjata tajam yang digunakan tersangka saat bentrok petani tebu di Indramayu. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Indramayu, IDN Times - Dua petani tewas akibat bentrokan di perbatasan Kabupaten Majalengka dan Indramayu pada Senin, (4/10/2021) lalu dipicu aksi provokasi kelompok preman. Petugas kepolisian gabungan sudah mengamankan para aktor penggerak konflik antar petani tebu.

Kapolres Indramayu, AKBP M Lukman Syarif mengatakan, insiden bentrok antar petani tebu di Desa Karticala, Kecamatan Indramayu tersebut dipicu oleh adanya segerombolan preman yang ingin menguasai lahan secara sepihak. Kelompok tersebut mengintimidasi para petani yang bermitra dengan PG Jatitujuh untuk menggarap lahan tebu.

"Peristiwa tersebut sebetulnya tidak perlu terjadi. Tapi ada provokasi dari segelintir orang, akhirnya terjadi tindak pidana dengan senjata tajam kepada orang yang menggarap di lahan tebu," ujarnya, Rabu (6/10/2021).

1. Para tersangka adalah provokator dan kerap intimidasi

Insiden bentrok petani tebu di Desa Karticala Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu. (@indramayuterkini)

Sejauh ini, sudah 26 orang diamankan Polres Indramayu, dan menetapkan 7 orang menjadi tersangka. Mereka adalah provokator yang terlibat menggerakkan konflik antar petani tebu di Indramayu. Sementara itu, dua pelaku utama pembacokan masih dalam pengejaran polisi.

Lukman mengatakan, petugas gabungan dari Polres Indramayu, Brimob Polda Jabar dan Kodim terus melaksanakan upaya penegakkan hukum terukur untuk menangkap para pelaku. Termasuk ketua dari Forum Komunikasi Masyarakat Indramayu Selatan (F-KAMIS).

"Ketua F-KAMIS sudah kami amankan. Termasuk beberapa pentolan gerombolan tersebut diamankan di tempat penyidikan. Yang kami amankan ini yang suka provokasi dan intimidasi petani yang tidak tahu menahu, dan diiming-imingi sesuatu oleh gerombolan itu," ujar kapolres.

2. Penguasaan lahan secara sepihak oleh masyarakat

Para tersangka yang mendalangi insiden bentrok petani tebu di Indramayu diamankan. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Lukman menjelaskan, polemik penguasaan lahan oleh dua kelompok petani tebu sudah berlangsung lama. Pihak kepolisian pun sempat memfasilitasi kedua kelompok yang bersitegang untuk bermitra dengan PG Jatitujuh. Akan tetapi, kelompok F-KAMIS tidak mau bermitra dengan PG Rajawali Jatitujuh.

Kelompok mereka melakukan upaya provokasi dan intimidasi kepada petani yang bermitra dengan pabrik gula PG Jatitujuh, hingga terjadi insiden bentrokan yang menewaskan dua orang petani.

"Situasi saat ini sudah kondusif. Asal muasal komunikasi dulu (berjalan), tidak saling serang. Ketika dua kelompok itu bertemu di lahan tebu itu, kemudian ada (pihak) yang provokasi akhirnya terjadi kejadian tersebut," ujarnya.

3. Mengutuk keras aksi premanisme

Barang bukti senjata tajam diamankan petugas kepolisian. (IDN Times/Wildan Ibnu)

Sementara itu, Bupati Indramayu, Nina Agustina mengutuk keras aksi premanisme yang menunggangi bentrok kelompok petani di Indramayu. Menurutnya, aksi premanisme yang memprovokasi masyarakat, khususnya petani sangat tidak dihalalkan. Apalagi dua orang petani menjadi korban aksi bentrokan tersebut.


"Aksi premanisme tidak kita halalkan. Tidak kita perbolehkan.  Pada intinya, masalah ini sudah lama. Insiden ini, kami sangat menyayangkan. Kerugian ini berimbas kepada nasib petani," ujarnya.

Baca Juga: Ormas dan Petani Gula di Indramayu Bentrok, Dua Orang Tewas

Berita Terkini Lainnya