TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ungkap Dalang Kerusuhan 22 Mei, Moeldoko: 3 Kendala Ini Masih Misteri

Dari evakuator hingga letak korban berjatuhan

IDN Times/Margith Juita Damanik

Bandung, IDN Times – Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko, mengatakan bahwa semua pihak yang berwenang telah bekerja keras untuk mengungkap kasus meninggalnya sembilan orang sebagai buntut dari kerusuhan 22 Mei 2019. Misalnya kemarin sore, Moeldoko dan kepolisian beserta Pemerintah Daerah DKI masih menjalin kerjasama erat untuk mengungkap kasus ini.

Untuk mengungkap kasus tersebut, polisi menemui banyak kendala, kata Moeldoko.

“Kami ingin mengonstruksi kondisi yang sesungguhnya seperti apa. Tapi, ada beberapa kejanggalan yang memang perlu jadi catatan,” kata Moeldoko, kepada wartawan di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Kamis (20/6).

Sedikitnya ada tiga kendala yang menjadi catatan Moeldoko dan disampaikan pada wartawan. Apa saja tiga kendala pengungkapan kasus 22 Mei 2019?

1. Siapa pengevakuasi empat korban?

IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Catatan pertama yang menjadi kendala terungkapnya kasus 22 Mei 2019, ialah belum ditemukannya para pengevakuasi empat dari sembilan korban meninggal. “Dari sembilan, empat korban (di antaranya) langsung dibawa oleh siapa kepada keluarganya? Jam berapa? Kami enggak tahu, dan enggak diautopsi,” kata Moeldoko.

Dari sembilan korban, hanya empat di antara mereka yang diautopsi. Lima korban lainnya tidak diautopsi karena sudah dibawa oleh pihak keluarganya masing-masing. Meski demikian, empat dari lima orang yang tak diautopsi itu diyakini meninggal karena peluru tajam. Satu korban sisanya meninggal karena hantaman benda tumpul.

2. Misteri senjata yang dipakai membunuh korban

jpnn.com

Kendala kedua yang menjadi catatan Moeldoko ialah jenis senjata yang digunakan dalam pembunuhan tersebut. Moeldoko juga menyangsikan bahwa senjata tersebut berasal dari kepolisian. Alasannya, Polri tak memerintahkan anggotanya menggunakan peluru tajam.

“Ini senjata siapa sebenarnya? Memang dari awal perintah kami tidak ada menggunakan amunisi tajam. Buktinya polisi memang ada (melukai) tapi pakai amunisi karet,” katanya.

Dengan asumsi tersebut, Moeldoko kembali bertanya-tanya. “(Kalau pakai amunisi karet) kenapa kok meninggal,” tutur Moeldoko.

Berita Terkini Lainnya