Simak Karakter Tsunami Selatan Jawa yang Perlu Kamu Tahu
tsunami kerap dipicu oleh guncangan gempa.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Posisi Indonesia di antara tiga lempeng tektonik aktif utama dunia, yakni Indo-Australia, Pasifik, dan Eurasia, memiliki kondisi alam yang perlu diwaspadai. Dampaknya, dengan posisi tersebut, menurut data Pusat Gempabumi Nasional (Pusgen), terdapat lebih dari 252 sumber gempa bumi (patahan aktif) yang berhasil diidentifikasi.
Sejarah mencatat bahwa daerah selatan Jawa setidaknya telah mengalami 20 kali peristiwa tsunami yang dipicu oleh goncangan gempa bumi. Jumlah tersebut dihitung sejak awal abad ke-20.
Lewat rilis yang diterima IDN Times, Kepala bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Sri Kementerian Enegeri dan Sumber Daya Mineral, Sri Hidayati, menjelaskan tsunami yang dipicu oleh gempa bumi terjadi di selatan Pulau Jawa.
1. Pangandaran dan Banyuwangi
Wilayah selatan Pulau Jawa yang pernah mengalami bencana tsunami akibat gempa bumi di antaranya Pangandaran (1921 dan 2006), Kebumen (1904), Purworejo (1957), Bantul (1840), Tulungagung (1859), Jember (1921), dan Banyuwangi (1818, 1925, 1994).
Menurut keterangan Sri, pada dekade 1990 dan 2000-an, terdapat dua tsunami besar yang melanda Banyuwangi (1994) dan Pangandaran (2006). “Tsunami Banyuwangi dipicu oleh gempat bumi dengan magnitude M (Magnitude) 7.2, dan menyebabkan 377 orang meninggal,” kata Sri, lewat rilis yang diterima IDN Times Jabar, Jumat (19/7).
“Sedangkan tsunami Pangandaran yang menyebabkan 550 korban jiwa dipicu oleh gempa bumi skala Mw (Magnitude momen) 7.7,” katanya. Gempa Pangandaran pada 2006 itu menghasilkan gelombang tsunami dengan tinggi 1-6 meter serta jarak landaan 100-400 meter.
Baca Juga: Potensi Gempa dan Tsunami di Selatan Jawa, Pakar: DIY Harus Bersiap