TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sejauh Mana Mahasiswa Siap Terjun ke Industri Tambak Udang?

Siap-siap tahun ini DMI angkatan kedua akan dibuka

Ilustrasi tambak udang vaname.(IDN Times/Daruwaskita)

Bandung, IDN Times – DELOS Institut Maritim (DMI) yang digagas startup aquatech DELOS telah menyelesaikan angkatan perdananya pada Juli 2022, dengan mengirimkan 13 orang calon pekerja muda yang terdiri dari mahasiswa tingkat akhir dan lulusan muda dari lima perguruan tinggi negeri di Indonesia.

Kelima perguruan tinggi negeri itu ialah Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Diponegoro (UNDIP), Institut Teknologi bandung (ITB), dan Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED).

Selama dua bulan, 13 orang tersebut memperdalam dua bidang studi ilmu pengetahuan perikanan, yakni tentang shrimp aquaculturist dan laboratory analyst dalam bentuk penerapan ilmu langsung di lapangan.  

Lantas, apa hasilnya?

1. Mengenal shrimp aquaculturist dan laboratory analyst

Ilustrasi Udang (Instagram.com/edhy.prabowo)

Shrimp aquaculturis merupakan kegiatan yang menjalankan proses budidaya udang mulai dari persiapan tambak, persiapan air, penebaran benur dan pembesaran udang. Tak hanya itu, urusan panen pun jadi konsentrasi, karena harus menjalin komunikasi serta membantu aktivitas pihak pengambil keputusan operasional tambak.

Di sisi lain kegiatan laboratory analyst lebih menekankan aktivitas pada pengujian kualitas air secara fisika, kimia, dan biologi, hingga menganalisa berbagai parameter kualitas air. 

Ada pula tugas monitoring dan komunikasi kepada pengambil keputusan operasional tambak terkait hasil pengujian kualitas air.

2. Cerita Romadona yang akhirnya jadi pegawai tambak

Romadona bekerja sebagai analis di tambak udang (IDN Times/Istimewa)

Dari 13 peserta DMI yang telah menjalani masa pelatihan singkat tersebut, beberapa di antaranya didapuk langsung menjadi pegawai tambak karena dinilai memiliki kemampuan mumpuni. Salah satunya ialah Rahma Beta Romadona, mahasiswi lulusan UGM.

Selama dua bulan, Romadona menjadi laboratory analyst tambak di tempat pelatihannya di Tambak Nusantara Mandiri, Singkawang, Kalimantan Barat.

“Pada bulan pertama saya ditempatkan di laboratorium dan ada tantangan untuk menyelesaikan kurva standar yang tak kunjung mendapatkan hasil. Setelah saya telaah, ternyata ada salah satu SOP lab yang terlewat, yaitu persentase campuran kimia yang kurang sesuai,” kata Romadona, menceritakan pengalamannya lewat siaran pers yang diterima IDN Times, Kamis (25/8/2022).

“Karena posisi analis lab kosong, akhirnya saya dipercayakan mengisi posisi tersebut.”

Kurva Standar yang dimaksud adalah tools yang digunakan untuk menemukan rumus perhitungan pengujian parameter kimia, sebagai data kualitas air di tambak udang yang digunakan untuk mengukur standarisasi semua larutan guna pengujian sampel air.

3. Mahasiswa yang sudah lulus belum tentu siap bekerja

Romadona bekerja sebagai analis di tambak udang (IDN Times/Istimewa)

Di sisi lain, CEO DELOS, Guntur Mallarangeng, mengatakan bahwa sebagai pelaku bisnis di industri aquatech, perusahaannya menyadari jika pembentukan sumber daya manusia yang mumpuni merupakan hal yang cukup signifikan untuk kemajuan industri tambak udang dalam jangka panjang.

“Mahasiswa yang sudah lulus belum tentu siap untuk bekerja, karenanya perlu pembekalan kerja yang nyata langsung dihadapkan pada situasi kerja dan tantangan. Apalagi industri ini berkaitan dengan mahluk hidup yang kondisi lapangannya fluktuatif,” kata dia, dalam siaran pers yang sama.

Bagi Guntur, industri tambak udang di Indonesia membutuhkan sebuah program khusus yang menitikberatkan sains, teknologi, dan praktik kerja langsung dalam menjalankan budidaya udang. 

Baca Juga: Tambak Bandeng dan Udang Vaname Diterjang Banjir Pantura, Petambak Rugi Miliaran

Baca Juga: Menteri KKP Sambut Positif Transformasi Tambak Udang di Lampung

Berita Terkini Lainnya