TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemulangan Setnov ke Sukamiskin Tak Masuk Akal

ICW minta para koruptor ditahan di lapas super ketat

Setya Novanto (ANTARA FOTO/Adam Bariq)

Bandung, IDN Times – Pemulangan Setya Novanto alias Setnov ke Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Sukamiskin setelah dihukum kurang dari satu bulan di Rumah Tahanan (Rutan) Gunung Sindur menjadi kontroversi. Indonesian Corruption Watch (ICW) mengkritisi keputusan Kementerian Hukum dan HAM dalam keputusan pemulangan tersebut.

Peneliti ICW, Kurnia Ramadhana, mengatakan kalau mereka kecewa dengan keputusan tersebut. Setidaknya, ICW memiliki dua pandangan yang bertentangan dengan keputusan pemulangan Setnov.

Bagaimana pandangan ICW?

Baca Juga: Kemenkumham: Jangan Curiga dengan Kepulangan Setnov

Baca Juga: Begini Cerita Dibalik 5 Menit Sebelum Setnov Dihukum ke Gunung Sindur

1. Apa Setnov benar-benar telah berperilaku baik?

republika

Sebagai koruptor kasus E-KTP yang kontroversial, ICW memandang Kemenkumham tak memiliki dasar yang kuat dalam memberi nilai baik pada Setnov selama berada di Rutan Gunung Sindur. “Alasan yang sulit diterima akal sehat,” kata Kurnia, lewat pesan teks WhatsApp, Rabu (17/7).

Pandangan Kurnia bukan tanpa alasan. Dia mengatakan bahwa Setnov memiliki track record yang tak baik selama menginap di Lapas Sukamiskin. Di antaranya, kata dia, kasus dugaan menempati sel mewah sampai pelesiran ke daerah Kabupaten Bandung Barat setelah menjalani rawat inap di Rumah Sakit di Bandung.

“Harusnya kejadian-kejadian itu jadi catatan sendiri bagi Kemenkumham,” tuturnya.

Baca Juga: Menkum HAM: Setnov Dipindah ke Rutan Gunung Sindur Agar Bertobat

2. Jangan percaya alasan kesehatan

Dok.IDN Times/Istimewa

Ada pula alasan lain yang melatarbelakangi pulangnya Setnov ke Lapas Sukamiskin. Ialah alasan kesehatan, di mana selama mendekam di Rutan Gunung Sindur, Setnov tak mendapat perhatian yang cukup dari tim medis lapas.

Alasan itu masih tak masuk akal bagi ICW. “Semestinya Kemenkumham dapat mendatangkan tenaga medis untuk memeriksa kesehatan Setnov di lapas mana pun ia ditempatkan,” ujar Kurnia.

Baca Juga: Berikut Ini Deretan Ulah "Papa" Setnov Selama di Lapas Sukamiskin

3. Meminta Kemenkumham pindahkan koruptor dari Lapas Sukamiskin

(Aturan yang harus dipatuhi oleh napi Lapas Sukamiskin) IDN Times/Galih Persiana

ICW juga menilai Lapas Sukamiskin terlalu memanjakan narapidana, sehingga tidak cocok menjadi ganjaran bagi para pelaku tindak pidana korupsi. Para koruptor, kata Kurnia, sebaiknya dihukum dengan dipenjarakan di lapas-lapas super ketat.

“ICW mendesak agar Kemenkumham lebih memperhatikan narapidana kasus korupsi. Bagaimana pun kejahatan korupsi telah digolongkan sebagai extra ordinary crime, jadi perlu perlakuan khusus,” kata dia.

Rutan Gunung Sindur dan beberapa lapas di Nusakambangan, contohnya, merupakan tempat yang cocok bagi Setnov karena memiliki tipe penjagaan yang ketat. “Dengan pemindahan Setnov ke Lapas Sukamiskin ini, KemenkumHAM tidak mendukung upaya pemberantasan korupsi.”

Baca Juga: [BREAKING] Ceroboh Kawal Setnov, Petugas Lapas Tak Digaji Setahun

4. Kemenkumham minta jangan mencurigai kepulangan Setnov

IDN Times/Galih Persiana

Sebelumnya, Setnov yang merupakan bekas Ketua DPR RI, pulang ke Bandung setelah mendapat nilai baik dari assessment yang dilakukan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Kepala Kantor Wilayah Kemenkumhan Jawa Barat, Liberti Sitinjak, mengatakan bahwa tak ada prosedur yang salah dalam pemulangan bekas Ketua DPR RI itu ke Lapas Sukamiskin.

Kepada IDN Times lewat saluran telepon, Liberti mengatakan bahwa ia sendiri yang meneken Surat Keterangan (SK) pemulangan Setnov. Dalam surat tersebut dilampirkan hasil assessment terkait perilaku Setnov yang dinilai telah membaik.

"Iya berdasarkan itu (Assessment). Enggak ada sesuatu yang harus dicurigai dari kembalinya Setnov ke Sukamiskin. Saya sendiri yang meneken SK-nya," kata Liberti, Rabu (17/7) dini hari.

Baca Juga: Kemenkumham: Jangan Curiga dengan Kepulangan Setnov

Berita Terkini Lainnya