TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pertemuan Mahasiswa Papua di Bandung dengan Ridwan Kamil Ditunda 

Mahasiswa Papua belum mau bertemu siapa pun

IDN Times/Galih Persiana

Bandung, IDN Times – Setelah menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate untuk kedua kalinya pasca peristiwa rasisme di Surabaya, puluhan mahasiswa Papua di Bandung akhirnya mendapat undangan bertemu dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Namun, undangan audiensi yang dulu mereka harapkan dan telah diagendakan bertemu di Gedung Pakuan akhirnya tidak dihadiri.

Keputusan para mahasiswa Papua yang mengatasnamakan Ikatan Mahasiswa Se-Tanah Papua (Imasepa) dan kelompok Solidaritas Peduli Kemanusiaan itu sepakat tidak mau menemui siapa pun kecuali wartawan.

1. Mahasiswa Papua tak mau temui siapa pun

IDN Times/Galih Persiana

Juru Bicara Imasepa dan Solidaritas Peduli Kemanusiaan, Tamelek Kosay, mengakui bahwa ia telah menerima undangan audiensi pada Kamis (22/8) malam. Namun, undangan tersebut ia tolak tanpa alasan yang jelas.

“Kami tidak menerima siapa pun yang datang untuk audiensi, dan lain sebagainya. Mahasiswa Papua (di Bandung) sepakat untuk tidak menerima kehadiran siapa pun, kecuali wartawan,” ujar Tamelek, ketika ditemui di Asrama Mahasiswa Papua di Bandung, Jumat (23/8).

2. Bertemu Kapolrestabes dan Dandim

IDN Times/Galih Persiana

Meski demikian, sebenarnya, pada Selasa (21/8) malam, mahasiswa Papua di Bandung sempat memenuhi pertemuan dengan beberapa pejabat seperti Kepala Polisi Resor Kota Besar (Kapolrestabes) Bandung, dan Komandan Distrik Militer 0618 Kota Bandung. Namun, lanjut Tamelek, pertemuan itu tidak melibatkan mahasiswa-mahasiswa Papua di Bandung.

“Itu tidak melibatkan kami. Itu orang tua – orang tua (senior) kami yang tinggal di sini. Setelah pertemuan itu orang tua kami langsung bertemu kawan-kawan mahasiswa Papua. Mereka meminta maaf karena tidak berkoordinasi terlebih dulu,” ujar Tamelek.

3. Sempat ingin audiensi dengan Ridwan Kamil

IDN Times/Galih Persiana

Hal tersebut berbanding terbalik dengan harapan mahasiswa Papua pada Senin (19/8), yang juga menggelar unjuk rasa di Gedung Sate, Kota Bandung. Weak Kosay, mahasiswa asal Papua yang ditunjuk rekan-rekannya sebagai Koordinator Lapangan Aksi Solidaritas Mahasiswa Papua di Bandung, mengatakan kalau kelompoknya masih menunggu jawaban dari aksinya ketika itu.

“Kami berharap segera digelar audiensi antara mahasiswa Papua di Bandung dengan Gubernur Jawa Barat, Bapak Ridwan Kamil,” kata dia, Selasa (20/8), ketika ditemui IDN Times di Asrama Mahasiswa Papua.

Baca Juga: Redam Gejolak, Ridwan Kamil Segera Temui Mahasiswa Papua di Bandung

4. Ucapan Ridwan Kamil akan didengar masyarakat Bandung

IDN Times/Humas Jabar

Weak dan teman-temannya menilai bahwa setiap perkataan Emil, sebagai gubernur, akan didengar oleh masyarakat Jawa Barat. Mahasiswa rantau Papua yang ada di Bandung, ingin agar Emil mendengarkan aspirasi mereka sehingga stigma terhadap masyarakat Papua di Kota Kembang dapat diperbaiki segera.

Meski tidak pernah dicemooh dengan perkataan kasar dan menyakitkan, Weak mengaku ia dan rekan-rekannya masih sering mengalami tindakan rasisme dari masyarakat Bandung.

“Kami berharap begitu, mangkanya kami bilang (ingin) audiensi biar stigma-stigma itu bisa diluruskan. Kalau Gubernur Jawa Barat yang sampaikan, pasti masyarakatnya dengar,” katanya.

“Jadi Bapak Ridwan Kamil harus menjelaskan pada masyarakatnya, bahwa sebetulnya mahasiswa Papua itu begini, ingin dianggap seperti masyarakat pada umumnya, bukan mengalami stigma buruk seperti selama ini,” ujar dia.

Baca Juga: Ridwan Kamil: Nilai Solidaritas Masyarakat Jabar ke Papua Tinggi 

5. Ridwan Kamil dinilai bisa menyampaikan aspirasi pada presiden

IDN Times/Galih Persiana

Tak hanya itu yang mereka harapkan seandainya audiensi dengan Emil berhasil digelar. Weak mengatakan jika mahasiswa Papua di Bandung menganggap jika Emil dapat menyampaikan langsung aspirasi mereka ke Presiden Joko “Jokowi” Widodo.

“Mungkin Jabar 1 bisa mendesak Jokowi untuk menanggapi aspirasi kami, agar segera menindak tegas aktor-aktor rasisme di Surabaya dan Malang,” ujar dia. 

Baca Juga: Mahasiswa Papua di Bandung Ngotot Ingin Bertemu Ridwan Kamil

Berita Terkini Lainnya