TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ketika Ernest Prakasa Kesulitan Pilih Film Pendek Duta Muda Cleo

Penghargaan DMC tahun ini diberikan di Bandung.

IDN Times/Galih Persiana

Bandung, IDN Times – Setelah sukses dengan gelaran Duta Muda Cleo (DMC) Content Creator pada 2018, kali ini Cleo kembali menggelar DMC Movie Maker pada Sabtu (31/8). DMC Movie Maker yang digelar di Cihampelas Walk ini menghadirkan tiga sineas kelas atas Indonesia, yakni Lukman Sardi, Ernest Prakasa, dan Maudy Ayunda, sebagai juri.

Sebenarnya, event guna mencari film pendek Indonesia terbaik tersebut sudah dimulai sejak Juni 2019. Ketika pendaftaran dibuka, DMC kebanjiran peserta. Menurut Hermanto Tanoko, Presiden Komisaris PT Tanobel Food (Perusahaan yang membawahi Cleo), terdapat 300 lebih film pendek yang masuk ketika DMC membuka pendaftaran.

Seiring berjalannya waktu, saat ini tim DMC telah menyeleksi peserta hingga terkumpul 12 peserta terbaik. Mereka akan memperebutkan berbagai kategori, di antaranya kategori Film Pendek Terbaik, Film Pendek Terfavorit, Pemeran Wanita Terbaik, Pemeran Pria Terbaik, Penata Musik Terbaik, Sutradara Terbaik, Penulis Skenario Terbaik, Pengarah Artistik Terbaik, Poster Film Terbaik dan Trailer Film Terbaik.

1. Tidak mudah menyeleksi film pendek DMC

IDN Times/Galih Persiana

Ernest Prakasa, stand up comedian yang dalam empat tahun terakhir menggeluti dunia perfilman, menjadi salah satu juri yang dipilih DMC untuk menyeleksi film pendek terbaik. Menurut Ernest, bukan kali ini saja ia menjadi juri dari sebuah festival film. Tapi, kata dia, DMC ini berbeda.

“Jujur, ini menjadi kesempatan tersulit saya dalam menyeleksi film pendek dalam sebuah festival. Biasanya tidak sesulit ini, tapi sekarang ini banyak yang bagus dan membaut saya terkejut,” kata Ernest, dalam jumpa pers yang digelar Cleo di Sensa Hotel, Bandung, Sabtu (31/8).

2. Pentingnya peran DMC dalam perfilman Indonesia

IDN Times/Galih Persiana

Lukman Sardi sangat responsif ketika diminta menjadi juri DMC Movie Maker. Pasalnya, bagi dia, nyemplung di festival film pendek macam DMC sama dengan mendukung kemajuan kualitas film Indonesia.

Menurut Lukman, saat ini industri perfilman Indonesia tengah menunjukkan tren yang baik. Kenaikan tak hanya dialami oleh jumlah filmnya saja, melainkan juga jumlah produksi, respons penonton, dan dalam urusan lainnya.

“Masalahnya, berujung pada kualitas, tidak lagi soal kuantitas. Maka itu, acara seperti DMC Movie Maker ini perlu didukung karena sineas-sineas muda, anak-anak kreatif, harus ditampung. Mangkanya kita harus apresiasi banget perusahaan besar yang mau peduli terhadap film di Indonesia,” ujar Lukman.

3. Maudy Ayunda dan pengalaman juri DMC

IDN Times/Galih Persiana

Sementara itu, Maudy Ayunda, tampaknya menjadi salah satu juri yang paling memahami perkembangan peserta-peserta DMC, karena tercatat dua kali menjadi juri acara tersebut. Bagi Maudy, peserta DMC mengalami banyak perkembangan dalam dua tahun terakhir.

“Esensinya aku merasa senang sekali berada menjadi sebuah wadah, atau platform, di mana anak muda bisa menunjukkan karya mereka dan diapresiasi banyak orang. Itulah yang bisa membuat aku, sebagai seniman, memiliki semangat baru untuk berkarya lebih baik lagi,” kata dia.

4. Selaras dengan komitmen Cleo

IDN Times/Galih Persiana

Semangat DMC untuk ikut mengorbitkan sineas-sineas muda Indonesia sejalan dengan tagline yang mereka usung: Bersama Cleo Semua Bisa Pintar. Menurut Sandrawati, Presiden Direktur PT. Tanobel Food, Cleo ingin mengusung makna dari “Semua Bisa Pintar” demo membuka mata masyarakat Indonesia bahwa kita bisa belajar dari mana saja dan kapan saja.

“Ini sama, bahwa Cleo sendiri merupakan pilihan pintar. Kami adalah produk asli Indonesia, yang bukan hanya sebatas air mineral saja, melainkan juga air murni. Mangkanya kami terus mengedukasi masyarakat, bahwa air murni merupakan air terbaik untuk tubuh kita,” katanya.

Berita Terkini Lainnya