Kasus Dugaan Sebar Hoaks KPPS Diracun, Rahmat Baequni Ditangkap Polisi
Wawancara Rahmat Baequni beberapa jam sebelum ditangkap
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Penceramah kondang Rahmat Baequni dikabarkan telah dijemput pihak kepolisian Kepolisian Daerah Jawa Barat, Kamis (20/6) pukul 23.00 WIB di kediamannya. Sebelum ditangkap, Rahmat lebih dulu berceramah di Masjid Al-Lathiif, Kota Bandung.
Kabar tersebut mencuat setelah pengelola akun Instagram Rahmat, @ustadzrahmatbaequni, membikin tulisan di layanan story Instagram-nya. "URB dijemput paksa secara mendadak oleh polisi dikediamannya tanpa surat pemanggilan dan tanpa diizinkan didampingi kuasa hukum," tulis pengelola akun, sesaat setalah Rahmat ditangkap.
Rahmat Baequni telah dilaporkan seseorang atas dugaan penyebaran berita palsu alias hoax. Lewat salah satu ceramahnya, Rahmat Baaequni pernah menjelaskan bahwa ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pilpres dan Pileg 2019 meninggal dunia akibat diracun.
Beberapa jam sebelum ditangkap, Rahmat lebih dulu berceramah di depan ratusan jamaah Masjid Al-Lathiif, Kota Bandung. Di sana, ia melakoni ceramah dengan tema "Apa yang akan dilakukan".
Kepada wartawan usai menghadiri ceramah, Rahmat mengatakan bahwa ia sama sekali tidak berniat menyebarkan kabar bohong.
1. Demi Allah saya tidak bermakud hoax
Kepada wartawan, Rahmat mengatakan jika kabar soal petugas KPPS yang meninggal dunia telah lebih dulu disiarkan di berbagai media sosial. Dan ia menilai, posisinya hanya melanjutkan kabar tersebut lewat ceramah di atas mimbar.
"Saya Rahmat Baequni, yang selama ini menjadi viral, bahwa saya dituduh menyebarkan berita hoax tentang anggota KPPS yang saya mengatakan mereka mati diracun. Sekali lagi, demi Allah saya bersumpah atas nama Allah bahwa saya tidak bermaksud menyebarkan hoaks itu," kata Rahmat, kepada wartawan usai memberikan siraman rohani di Masjid Al-Lathiif, Kota Bandung, Kamis (20/6) malam.