Ini Perubahan Perilaku Masyarakat yang Bertahan meski COVID-19 Usai
76,6 persen orang measa khawatir dengan kondisi keuangannya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Pandemik COVID-19 yang melanda Indonesia sejak Maret 2020 mengubah sebagian besar pola hidup masyarakat. Bagaimana tidak, aktivitas masyarakat di luar rumah seketika lumpuh karena virus ini bisa menyebar lewat kontak antarmanusia.
Berbagai pembatasan itu melahirkan banyak perubahan pada perilaku masyarakat. Setidaknya, hal itu yang menjadi catatan bagi Unilever Indonesia, perusahaan raksasa yang memproduksi berbagai jenis makanan, minuman, pembersih, dan juga perawatan tubuh.
Perusahaan multinasional itu diketahui mengubah strategi pemasarannya tak lama setelah COVID-19 diumumkan masuk ke Indonesia. Syahdan, apa hasil penelitian Unilever? Bagaimana perilaku pasar di masa mendatang bagi mereka?
1. Ada 40 inovasi produk yang diluncurkan selama pandemik COVID-19
Bagi Unilever, inovasi merupakan DNA perusahaan mereka. Sebenarnya, jauh sebelum pandemik COVID-19 melanda, mereka telah melakukan transformasi digital untuk memperluas pintu penjualan produk. Bedanya, setelah virus corona ditetapkan masuk ke Indonesia, mereka semakin getol dan gesit dalam meluncurkan inovasi.
“Di tahun 2020 setidaknya kami melahirkan 40 inovasi produk untuk menjawab kebutuhan pelanggan dan konsumen kami yang terus berubah, terutama dalam hal permintaan dan pola belanja,” kata Ira, Presiden Direktur PT Unilever Indonesia, dalam acara Indonesia Data and Economic Forum (IDE) 2021 Reimagining the Future of Indonesia.
Menurut Ira, Unilever Indonesia mencoba mencatat dan menjawab peningkatan permintaan yang signifikan untuk produk-produk terkait dengan kebersihan dan kesehatan. Untuk mengantisipasi melemahnya daya beli konsumen, Unilever Indonesia pun buru-buru meluncurkan produk dalam ukuran kemasan dan harga yang lebih ekonomis.
Kesimpulannya, Ira mencatat bahwa terdapat banyak perubahan perilaku konsumen gara-gara COVID-19 yang diperkirakan akan bertahan dalam jangka waktu panjang dan saling terkait satu sama lain.