TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hari Santri 2019, GP Ansor Bandung Bikin Seribu Liwet Kastrol

Acara digelar di Jalan Sancang, Kota Bandung

Dok.Kemenag

Bandung, IDN Times – Sejak 2015, Indonesia setiap tahunnya merayakan Hari Santri yang jatuh pada 22 Oktober 2019. Tahun ini, di Kota Bandung, Hari Santri dirayakan dengan pembuatan seribu nasi liwet kastrol yang digelar oleh Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Bandung.

Ketua GP Ansor Kota Bandung, Abdul Rozak mengatakan, sebenarnya Hari Santri kali ini dirayakan sejak beberapa hari lalu. Sementara puncaknya tetap jatuh pada 22 September 2019 yang dirayakan di Jalan Sancang, Kota Bandung, kantor PCNU Kota Bandung.

1. Dirayakan sejak Kamis (17/10)

Perayaan Hari Santri 2019 sudah mereka gelar sejak Kamis (17/10). Mereka membikin beberapa perlombaan, mulai dari lomba mewarnai logo NU, lomba membaca kitab suci Al-Quran, hingga perlombaan-perlombaan lainnya.

Selanjutnya, pada Jumat (18/10), PCNU Kota Bandung melanjutkan kegiatannya dengan perlombaan melukis logo Nahdlatul Ulama di masing-masing pesantren di Kota Bandung. “Sementara hari Sabtu, kami mengadakan seminar pendidikan yang dihadiri oleh Pergunu (Persatuan Guru NU),” tutur Abdul, kepada IDN Times lewat sambungan telepon, Senin (21/10).

2. Mendoakan pelantikan presiden

IDN Times/Candra Irawan

Selanjutnya, pada Sabtu (19/10) malam, para santri di Kota Bandung mendapat siraman rohani lewat kegiatan lembaga dakwah NU dalam menggelar ceramah kebangsaan. Tak hanya itu, kata Abdul, keesokan harinya mereka juga menggelar doa bersama untuk kelancaran setiap urusan negara.

“Baik untuk peringatan Hari Santri maupun Hari Sumpah Pemuda. Kami juga memanjatkan doa untuk kelancaran pelantikan presiden,” tuturnya.

3. Santri merespons Ma’ruf Amin

ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Resminya status Ma’ruf sebagai Wapres memang mendapat sambutan hangan bagi para santri, khususnya di Kota Bandung. Abdul menilai bahwa santri-santri di Indonesia semakin termotivasi untuk menjadi seseorang yang dapat berkontribusi besar buat negara. Pasalnya, tak jarang Abdul menemui santri yang pesimistis karena menimba ilmu formal sekaligus agama Islam di sekolahnya.

“Janganlah kita merasa bahwa dengan pesantren anak-anak kita jadi tidak berkualitas (dalam pendidikan formal). Mari kita mondok (di pesantren), buktinya dengan mondok ada bukti Wapres dari santri,” kata Abdul.

Berita Terkini Lainnya