TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gara-gara Corona, Bisnis Hotel Jawa Barat Masuki Kondisi Terburuk

Di Bogor sedikitnya 30 hotel telah ditutup.

Ilustrasi situasi hotel di Indonesia (IDN Times/Irma Yudistirani)

Bandung, IDN Times - Pandemi COVID-19 atau virus corona di Indonesia berdampak pada melemahnya sektor ekonomi mikro, termasuk bisnis perhotelan. Di Jawa Barat, beberapa hotel yang biasanya punya tingkat okupansi tinggi kini semakin melemah selama serangan corona.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Cabang Kota Bogor, Yuno Abeta Lahay, mengatakan jika usahanya mengalami kondisi terburuk dalam sebelas tahun terakhir. Tingkat hunian hotel yang biasanya berkisar di angka 70 persen, kini anjlok hingga 5 persen saja.

"Saya sejak aktif di bisnis hotel sekitar 11 tahun lalu, saat ini adalah kondisi terburuk. Sangat menyedihkan," kata dia, seperti ditulis oleh ANTARA di Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (30/3).

Kondisi saat, lanjut Yuno, lebih buruk ketimbang lima tahun lalu di mana pemerintah menerbitkan surat edaran larangan instansi pemerintah menyelenggarakan rapat di hotel. Ketika itu, penurunan masih berkisar di angka 15-20 persen.

1. Dampak dari social distancing

Polsek Balikpapan Selatan bubarkan warga yang masih berkerumun meski sudah diimbau untuk social distancing (IDN Times/Hilmansyah)

Satu-satunya penyebab dari melemahnya bisnis hotel ialah imbauan pemerintah pusat yang meminta untuk meniadakan sementara kegiatan yang sifatnya mengumpulkan massa, termasuk kegiatan rapat di hotel. Social distancing sejauh ini memang menjadi pilihan paling bijak bagi masyarakat umum untuk menghindari penyebaran virus corona.

Pemerintah Kota Bogor juga telah menerbitkan surat edaran imbauan wali kota Bogor perihal penghentian sementara kegiatan perkantoran guna pencegahan penyebaran COVID-19 pada 23 Maret 2020.

Atas berbagai imbauan itu, menurut Yuno, sejumlah pengusaha hotel memilih menutup sementara kegiatan operasional hotelnya. "Sampai saat ini ada sekitar 30 hotel anggota PHRI yang memilih menutup sementara kegiatan operasional hotelnya," katanya.

2. Mendukung upaya pemerintah meski mengorbankan bisnis

IDN Times/pikobar.jabarprov.go.id

Dengan alasan kebaikan, PHRI berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah memerangi penyebaran virus corona meski kondisi usaha mereka amburadul. "Penutupan sementara operasional hotel itu berat bagi pengusaha hotel, tapi kami komit untuk mendukung pemerintah," katanya.

Namun, PHRI berharap para pengusaha hotel di bogor mendapatkan kompensasi dari pemerintah setempat untuk memberikan insentif, di antaranya ialah perpanjangan batas waktu pembayaran pajak selama tiga bulan.

3. Di Bekasi okupansi hotel tinggal 10 persen

Ilustrasi penanganan pasien virus corona. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Setali tiga uang, tingkat hunian kamar di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pun terjun bebas akibat pandemi COVID-19. Hal itu dikatakan Juru Bicara Komunitas General Manager Hotel Kabupaten Bekasi, Herwin. Bahkan, menurut dia, industri perhotelan di wilayah Bekasi saat ini sangat terpuruk.

"Okupansi hotel berada di angka 10 persen dan kemungkinan besar turun kembali di bawah 10 persen pada awal April 2020," katanya di Cikarang, Senin (30/1), masih dikutip dari ANTARA.

Berbeda dengan Bogor, di Bekasi sudah ada dua hotel yang memutuskan untuk berhenti beroperasi dan memulangkan seluruh karyawannya hingga waktu yang belum ditentukan. "Ada dua hotel tidak perlu kami sebutkan namanya karena sudah kami sampaikan juga datanya ke dinas. Jika kondisi ini terus berkepanjangan tidak menutup kemungkinan ada lagi yang akan tutup," ungkapnya.

Berita Terkini Lainnya