Dugaan Pelanggaran Persidangan Bahar Bin Smith, Apa Kata KY?
Ada aparat bersenjata masuk ke dalam ruang sidang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times – Berbagai persidangan yang digelar di Kota Bandung selama 2019 berlangsung telah mengundang kontroversi. Bukan tentang substansi yang dibahas dalam ruang persidangan, melainkan soal pelanggaran aturan-aturan dalam menggelar persidangan.
IDN Times menyoroti dua persidangan besar yang menarik perhatian publik dan digelar di Pengadilan Negeri Bandung, Jalan LLRE Martadinata, Kota Bandung. Pertama, ialah tentang kasus suap Meikarta terhadap jajaran pejabat Pemerintah Kabupaten Bekasi; kedua ialah tentang kasus penganiayaan remaja yang melibatkan ustaz kondang Bahar Bin Smith.
Dalam suap Pemerintah Kabupaten Bekasi, persidangan sering berlarut-larut hingga tengah malam—bahkan dalam beberapa kesempatan berlangsung sejak siang hingga lebih dari pukul 00.00 WIB. Tidak sedikit pihak yang mengkritisi pengaturan jam sidang itu karena khawatir peserta persidangan kabur ketika membahas kasus penyuapan.
Sementara dalam kasus Bahar Bin Smith, Pengadilan Negeri Bandung bisa jadi dianggap memberi kelonggaran pada aturan persidangan, salah satunya karena membiarkan aparat yang bersenjata berada di dalam ruang sidang.
Bagaimana Komisi Yudisial menanggapi dua peristiwa tersebut?
1. Persidangan malam dimaklumi
Ketua Komisi Yudisial, Jaja Ahmad Jayus, bisa memaklumi jalannya persidangan Meikarta yang berlarut-larut hingga tengah malam. Meski dia meyakini bahwa persidangan tersebut sebenarnya tidak ideal untuk digelar.
“Tapi, ada beberapa hal yang bisa kami maklumi. Misalnya terkait dengan anggaran persidangan. Jika saksi dari luar kota, misalnya Jakarta atau Bekasi, dan persidangan ditunda, maka harus ada ongkos lain yang keluar,” kata Jaja, ketika ditemui IDN Times di Jalan Halmahera, Kota Bandung, Kamis (31/10) malam.