TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waspada Gelombang Kedua COVID-19, Rapid Test akan Digelar di 700 Pasar

Ada kenaikan indeks warga positif terpapar virus corona

Ilustrasi antrean warga yang akan menjadi rapid test massal. Dok Humas Pemkot Surabaya

Bandung, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana menggelar rapid test secara massal di pasar-pasar tradisional. Setidaknya ada 700 pasar yang menjadi cakupan karena diprediksi bisa menjadi tempat penyebaran virus corona jenis baru (COVID-19).

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuturkan, berdasarkan data indeks penyebaran COVID-19 di Jabar saat ini berada di angka 0,72. Kondisi ini terbilang baik karena sudah tiga minggu berada di bawah angka 1. Artinya dari satu orang pasien COVID-19, penyebaran ke orang lainnya bisa lebih dari satu hari.

Namun, dalam beberapa hari ke belakang ada kenaikan indeks meski sangat kecil angkanya. Tapi hal ini harus diwaspadai karena penyebaran virus corona bisa tiba-tiba membludak.

"Bagi kami kecil atau besar ini harus diwaspadai karena kita takutkan adanya gelombang kedua. Minggu ini kita akan lakukan pelacakan di 700 pasar karena ini menjadi potensi persebaran virus," ujar Ridwan Kamil dalam konferensi pers, Senin (8/6).

1. Penelusuran penyebaran virus lewat tes massal terus dijalankan

Rapid test di Stadion Maulana Yusuf Serang (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)

Emil menutukan, pelaksanakan rapid test secara massal akan terus dilakukan Pemprov Jabar untuk mengetahui daerah mana saja yang banyak terpapar COVID-19. Sejauh ini pengetesan sudah dilakukan kepada 180 ribu sample.

Untuk tes massal di 700 pasar tradisional, Pemprov Jabar akan berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk melakukan tes secara acak memanfaatkan 627 mobil puskesmas keliling. Dia berharap melalui tes massal ini semakin banyak daerah yang beralih dari zona kuning menjadi zona biru yang lebih terkendali.

"Bukan sebaliknya pindah memburuk ke merah atau warna yang lebih buruk," ujarnya.

2. PSBB proposional bisa menekan penyebaran virus

ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Saat ini Pemprov Jabar masih memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di seluruh daerah termasuk kawasan Bodebek yang berdekatan dengan DKI Jakarta. Perpanjangan PSBB di kawasan ini hingga 4 Juli 2020.

Emil menyebut perpanjangan PSBB di Bodebek memang mengikuti Jakarta yang juga melakukan penambahan waktu PSBB secara transisi dalam sebulan ke depan. "Sesuai dengan ilmu epidemiologi maka bodebek harus dipersamakan," kata dia.

Dengan kegiatan yang dilakukan secara proposional, maka perekonomian di Jabar pun diharap bangkit perlahan dengan dibukanya berbagai sektor perdagangan.

3. Dalam PSBB proposional rumah ibadah akan dibuka lebih dulu

IDN Times/Debbie Sutrisno

Mantan Wali Kota Bandung ini mengatakan, selama PSBB sebulan ke depan, pada pekan pertama akan mengizinkan rumah peribadatan untuk melaksanakan ibadah secara berjamaah. Namun, rumah ibadah tersebut harus berada di zona hijau atau biru.

Kemudian pada pekan kedua mulai dibuka perkantoran dan perindustrian. Pembukaan sektor ini akan dipantau dalam sepekan ke depan.

"Minggu depan baru kafe, perdagangan, dan rumah makan lainnya bisa buka," papar Emil.

Baca Juga: Tolak Petugas Rapid Test, Warga di Makassar Blokir Jalan

Baca Juga: Waspada! Pemkot Umumkan Tiga Klaster Baru Virus Corona di Kota Bandung

Berita Terkini Lainnya