Tingkat Stres Tinggi, Ridwan Kamil Buka Program Konsultasi Jiwa Online
Pemberitaan hoaks jadi salah satu penyebabnya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Gangguan kesehatan jiwa di masa pandemik COVID-19 bisa sangat mengkhawatirkan. Perubahan berbagai aspek berdampak besar pada masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menuturkan, berbagai informasi yang disampaikan media massa mulai dari tingginya angka positif COVID-19, jumlah yang meninggal, hingga belum adanya vaksin bisa jadi tekanan psikologis bagi masyarakat. Ketidakjelasan informasi kapan wabah ini berakhir menambah kegelisahan setiap harinya.
Selain itu, beredarnya informasi palsu dan berita bohong kian menciptakan ketakutan serta meningkatkan kekhawatiran secara berlebihan. Karena itu, kedewasaan dalam pemanfaatan media sosial harus terus dikampanyekan.
"Hari ini masalahnya bukan mencari informasi tapi memilah informasi. Maka situasi berita negatif tentu harus kita kontrol," ujar Ridwan Kamil dalam diskusi Hari Kesehatan Jiwa Sedunia melalui siaran pers yang dikutip IDN Times, Kamis (8/10/2020).
1. 6,8 persen masyarakat Indonsia alami gangguan kecemasan
Emil menuturkan, berdasarkan survei Puslitbangkes Kementerian Kesehatan pada 2020, terdapat 6,8 persen masyarakat Indonesia yang mengalami gangguan cemas. Dari angka tersebut 85,3 persen sebelumnya tidak memiliki riwayat gangguan psikiatri.
Menurut data itu, hampir 8 persen berasal dari Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Ini relevan dengan peningkatan jumlah pasien yang mengalami gangguan cemas ke rumah sakit jiwa Jabar.
Baca Juga: Kisah Rizki, SMPN 1 Tangsel Mencari Wifi Demi Belajar Online
Baca Juga: Mudah & Ampuh, Ini 5 Teknik Latihan Pernapasan untuk Hilangkan Stres