TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tergerus Zaman, Permainan Tradisional di Jabar Ini Tinggal Kenangan

Sekarang hanya sisa 340 permainan tradisional yang bertahan

IDN Times/Indah Permata Sari

Bandung, IDN Times - Permainan tradisional dari berbagai daerah di Indonesia sudah banyak yang punah. Bahkan, dari ratusan permainan tradisional ini hanya tersisa beberapa saja yang masih dimainkan anak-anak jaman sekarang.

Peneliti permainan tradisional Dr. Mohamad Zaini Alif mengatakan, permainan tradisional yang jarang dimainkan selama ini termasuk di tengah pandemik membuat banyak permainan tersebut punah karena terlupakan. Selain itu, tidak adanya bahan baku dan tempat untuk bermain juga menjadi persoalan.

"Kalau sekarang hanya ada sekitar 340 (permainan tradisional) yang ada. Kalau yang menghilang dan gak masuk angkanya sudah puluhan," kata Zaini saat dihubungi, Minggu (6/6/2021).

1. Alat untuk permainan tradisional di perkotaan sulit didapat

Ilustrasi permainan tradisional. ANTARA FOTO/Akbar Tado

Dia mencontohkan, salah satu permainan tradisional yang menghilang adalah Gogolekan Kembang Sepatu. Dulu tanaman kembang sepatu ada di pedesaan maupun perkotaan. Dari tanaman ini para anak lelaki memainkan gogolekan. Sedangkan anak perempuan membuat miminyakan dengan menumbuk tanaman kembang sepatu tersebut.

Sekarang di kota sudah sangat jarang sekali tanaman ini. Di rumah warga juga kembang sepatu diganti dengan janda bolong atau tanaman hias lain yang harganya selangit.

"Bagaimana mau dipangkas daunnya. Kan tanaman seperti ini ga bisa dimainkan," ujar Zaini.

Kemudian ada permainan gatrik dan galah asin. Permainan tradisional ini membutuhkan lahan yang cukup besar karena biasa dimainkan di lapangan. Sekarang di perkotaan ada lahan sedikit sudah dijadikan lahan parkir atau tempat bermain berbayar.

"Jadi permasalahannya memang daya dukung untuk permainan tradisional ini juga ga ada," kata dia.

2. Orang tua harus ajak anak bermain permainan tradisional

Permainan tradisional patok lele (IDN Times/Bambang Suhandoko)

Selain daya dukung tempat dan bahan baku yang mulai sirnah, orang tua sekarang juga minim mengajak anak-anaknya bermain permainan tradisional. Misalnya, ketika ada di rumah mereka hanya diberikan gawai pintar saja. Sangat sedikit orang tua yang mengajak anak bermain di luar ruangan.

"Di rumah sudah pakai HP (handphone) saja. Orang tua yang penting bisa tenang. Istilahnya cul budak sing anteng (biarkan anak agar diam). Orang tua hanya kasih HP tidak menyapkan sesuatu yang menarik," kata Zaini.

Ketika bermain di luar rumah, banyak orang tua juga takut anaknya kepanasan, kehujanan, kotor, atau sakit. Mereka terlalu takut sehingga tidak membiarkan anak bermain di luar rumah khususnya ketika memainkan permainan tradisional.

3. Upayakan permainan tradisional digunakan di level sekolah

Jatim times

Zaini mengatakan, dia telah melakukan komunikasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar permainan tradisonal bisa mainkan di sekolahan. Namun bukan dalam bentuk kurikulum melainkan jadi alat pembantu pembelajaran.

Misalnya, ketika ada ilmu sains yang akan dipelajari bisa dikolaborasikan dengan permainan tradisional. Sehingga permainan itu bisa mempermudah dan menyenangkan untuk anak ketika belajar sains.

"Jadi sains ini ada pendidikan jasmani dan seninya juga. Permainan tradisional bukan ke kurikulum karena nantinya justru bisa memberatkan. Sekarang permainan baru jadi media ajar untuk memudahkan anak ketika belajar," papar Zaini.

4. Perkuat lewat pekan kebudayaan daerah

Dokumen IDN Times

Sedangkan di tingkat pemerintah daerah, Zaini tengah mengusahakan agar permainan tradisional bisa dimainkan dalam pekan kebudayaan daerah (PKD) maupun tingkat nasional. Lewat kegiatan ini anak sekolah bisa didorong bermain hingga nantinya semakin banyak anak mengenal apa saja permainan tradisional yang ada di daerahnya.

Meskipun saat ini sosialisasi PKD kurang optimal, Zaini optimisiti ke depan permainan tradisional bisa digalakkan kembali karena manfaat dari permainan ini sangat banyak.

"Kalau ini tidak dijalankan nanti tidak ada gongnya saat ini coba menebar informasi ke masyarakat," pungkas Zaini.

Baca Juga: 5 Permainan di Berbagai Dunia yang Mirip dengan Permainan di Indonesia

Berita Terkini Lainnya