Puluhan Emak-emak Protes Anaknya Gagal Masuk Sekolah Lewat PPDB
Sekolah seharusnya diperbanyak sebelum sistem ini berjalan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Puluhan orang tua siswa yang mayoritas ibu-ibu mendatangi kantor Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, di Jalan Wastukencana, Rabu(3/7). Kehadiran mereka untuk memprotes penerimaan peserta didik baru (PPDB) dengan sistem zonasi yang dianggap tidak transparan dan merugikan.
Para orang tua siswa ini datang menggunakan kendaraan roda dua dan membawa dua mobil yang membawa pengeras suara. Setibanya di depan kantor Pemkot Bandung, mereka langsung berorasi atas ketidakadilan yang diterima.
Salah satu pengunjuk rasa, Lilis Setiawati, mengatakan, dari hasil PPDB anaknya tidak masuk ke sekolah menengah pertama (SMP) yang dituju. Padahal sesuai dengan persyaratan alamat rumah Lilis dengan SMP yang dituju sangat dekat sekitar 200 meter.
"Yang aneh ada siswa yang masuk dan dicek jarak rumahnya 500 meter malah bisa masuk," kata Lilis ditemui saat orasi, Rabu (3/7).
1. Sudah mengajukan lewat jalur RMP
Lilis mengatakan, dia merupakan keluarga miskin sehingga ketika mengajukan PPDB melalui jalur rawan melanjutkan pendidikan (RMP). Dia pun bahkan telah meminta bantuan melalui surat dari Komisi D DPRD Bandung.
"Tapi setelah bulak balik mencoba tetap tidak bisa karena disebut sudah telat dan kuota jalur ini habis. Padahal saya sudah daftarkan anak dari awal," ujar Lilis.
Baca Juga: Ini 5 Fakta Tentang Sistem Zonasi PPDB yang Sempat Bikin Galau Siswa
Baca Juga: PPDB 2019, Anak Penyandang Disabilitas Kesulitan Mendaftar Sekolah