Atasi Kemacetan, Dishub Mantabkan Program Carpooling di Kota Bandung
ASN dishub wajib manfaatkan carpooling selama 5 hari
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Pemerintah Kota Bandung bertekad untuk memantabkan program Carpooling atau angkutan bersama sebagai salah satu upaya mengatasi kemacetan. Melalui program tersebut diharapkan persoalan kemacetan di Kota Bandung bisa diatasi.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung Didi Ruswadi mengatakan, program Carpooling tidak hanya bisa mengurangi jumlah penggunaan kendaraan pribadi. Program ini diyakini memiliki multitujuan seperti mengurangi pencemaran emisi hingga mengurangi beban cadangan devisa negara dalam pembelian BBM.
"Nah, sekarang bayangin ada 6 orang menggunakan satu kendaraan dibandingkan 6 orang menggunakan 6 kendaraan. Dengan carpooling dan transportasi publik juga berarti kita kan tidak perlu tempat parkir juga, mengurangi emisi, tidak menguras cadangan devisa negara untum beli bbm. Ini multitujuan," kata Didi di Balaikota Bandung, Senin(11/3).
1. Bukan pertama kali dijalankan
Didi menjelaskan, Dishub Kota Bandung terus berupaya dalam mengatasi kemacetan lalu lintas. Sebelum carpooling, dishub telah meluncurkan program Grab to Work.
Didi mengatakan, akhir-akhir ini pihaknya mendapat tudingan bahwa progam ini hanya dikerjasamakan dengan perusahaan Grab yang kemudian dijadikan moda tranportasi. Padahal program carpooling sebenarnya bisa dikerjasamakan dengan perusahaan lain baik itu transportasi online maupun offline.
Sebelum bekerja sama dengan perusahaan jasa transportasi online itu, Angkot to School sudah pernah diuji coba.
"Kita lakukan uji coba ini untuk mengetahui sejauh mana potensi implementasi carpooling. Grab to work itu merk dagang dari Grab. Kenapa Grab? Karena mereka langsung menyambut ketika kami tawarkan," katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, sebelumnya Dishub Kota Bandung pun pernah bekerja sama dengan Kopamas (Koperasi Pemilik Angkutan Masyarakat) dan Data Science Indonesia untuk uji coba Angkot to school. Melihat respons dari para siswa, ternyata ada peluang dan harus ditindaklanjuti.
"Sekarang kita masih uji coba. Kalau operasionalnya bebas, mau online ataupun offline. Bentuknya bisa apapun karena potensinya cukup besar," sambung Didi.