Penukaran Uang Pecahan Lebih Baik ke Bank, Jangan ke 'Inang-inang'
Waspada uang palsu dan penyebaran COVID-19 saat tukar uang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Menjelang perayaan Idul Fitri atau Lebaran masyarakat kerap melakukan penukaran uang pecahan besar ke pecahan kecil. Ini dilakukan karena ada tradisi memberi sedikit rezeki kepada sanak saudara khususnya keponakan.
Bagi masyarakat yang ingin menukarkan uangnya menjadi pecahan kecil, Bank Indonesia mengimbau agar penukaran dilakukan di bank. Meski kerap banyak penjual uang pecahan kecil di pinggir jalan atau disebut 'inang-inang', menukarkan uang di bank jauh lebih terjamin.
"Kalau di mereka juga saat tukar kita akan bayar lebih mahal," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Herawanto dalam diskusi webinar, Kamis (14/5).
1. Penularan COVID-19 pun lebih memungkinkan saat bertransaksi di pinggir jalan
Hal yang paling utama sekarang adalah kesehatan masyarakat saat melakukan penukaran kepada penjaja di pinggir jalan. Saat melakukan penukaran maka jarak kita lebih dekat dengan orang lain.
Kemudian, kita tidak bagaimana kondisi kesehatan penjaja tersebut apakah sehat atau justru terpapar virus corona. Di sisi lain, uang yang diberikan penjaja tersebut pun bisa saja berupa uang palsu.
"Jadi saat penukaran di jalan ini resikonya jelas lebih besar. Kalau di perbankan sudah ada protokol kesehatan COVID-19 yang dilakukan," papar Herawanto.
Baca Juga: Kisah Ani Mengais Rezeki dari Jasa Penukaran Uang Musiman
Baca Juga: Butuh Uang? 5 Situs Survei Online yang Bisa Menghasilkan Uang!