TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Negatif Corona, Dua Pasien yang Dirawat RSHS Hanya Menderita ISPA

Kemenkes masih memastikan kondisi pasien tersebut

(Petugas Kesehatan Karantina Bandara Soekarno Hatta bersiap melakukan pemeriksaan acak suhu badan penumpang yang baru mendarat di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten) ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Bandung, IDN Times - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia memastikan dua pasien yang diobservasi dan dirawat di ruang isolasi Kemuning, Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung hanya menderita penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Hasil diagnosis sementara itu diketahui setelah RSHS Bandung  mengirimkan sampel spesimen dua pasien yang dianggap memiliki ciri-ciri penyakit mirip terjangkit Virus Corona.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Widyawati Rokom mengatakan, berdasarkan diagnosa awal sampel yang diterima Litbangkes, kedua pasien ini didiagnosa hanya menderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). 

"Oo iyah betul (hanya ISPA). Itu diagnosanya," ujar Widyawati melalui pesan singkat kepada IDN Times, Senin (27/1) malam.

Melihat hasil pemeriksaan sementara sampel menunjukkan bahwa kedua pasien yang tengah dirawat di ruang isolasi Kemuning, RSHS kemungkinan besar negatif terpapar Virus Corona.

1. Harus menjalani perawatan di ruang khusus

IDN Times/Debbie Sutrisno

RSHS Bandung saat ini tengah menangani dua pasien yang dicurigai terpapar Virus Corona. Pasien pertama adalah pria warga negara asil dari Tiongkok berusia 35 tahun. Dia merupakan pekerja proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Sebelumnya yang bersangkutan melakukan perawatan Rumah Sakit Cahya Kawaluyaan, Kabupaten Bandung Barat sebelum dirujuk ke RSHS Bandung, Minggu (26/1).

WNA tersebut sempat berlibur ke kampung halamannya di Sinchuan, Tiongkok yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan Kota Wuhan. Dia kembali ke Indonesia pada 12 Januari dan baru merasakan sakit pada 24 Januari.

Adapun pasien kedua, adalah laki-laki berusia 24 tahun, yang tinggal di daerah Dago, Kota Bandung. Ia diketahui sering pulang-pergi ke Singapura untuk melakukan kontrol kesehatan. Namun, sepulang dari Singapura pada 22 Januari 2020, pasien mengalami batuk, demam, dan menderita sesak napas. Karena keadaan pasien makin memburuk, Rumah Sakit Santo Borromeus yang merawatnya kemudian merujuk ke RS Hasan Sadikin pada tanggal 23 Januari 2020.

2. Dinkes Jabar imbau masyarakat lebih waspada

Warga memakai masker saat mereka memilih barang di sebuah supermarket di Beijing saat China sedang terjadi penularan virus corona baru, Beijing, Tiongkok, pada 25 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Thomas Peter

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat mengonfirmasi hingga kini tidak ada laporan ada masyarakat di Jabar yang positif terjangkit virus Corona (2019-nCov) di Jabar. Komite Emergensi International Health Regulation (IHR) pada Kamis (23/1) menyatakan pneumonia akibat novel coronavirus bukan keadaan yang membahayakan kesehatan manusia. Meski demikian, kewaspadaan dan upaya pencegahan tetap diperlukan.

“Kementerian Kesehatan sudah mengeluarkan edaran kepada setiap pemda agar meningkatkan kewaspadaan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Berli Hamdani.

3. Jabar sangat berpotensi terpapar berbagai macam virus

Ilustrasi virus Corona. IDN Times/Mia Amalia

Menurutnya, provinsi dengan karakteristik seperti Jabar berpotensi terpapar berbagai macam virus. Jabar merupakan destinasi favorit bagi wisatawan asing seperti Jepang, Singapura, Korea Selatan, dan Thailand.

Selain itu, Jabar juga menjadi lokasi proyek kereta api cepat Bandung - Jakarta di mana banyak pekerja berasal dari Tiongkok yang merupakan negara asal virus ini. Diketahui, kelima negara ini sudah terpapar Corona, ditambah Taiwan, Vietnam, dan Amerika Serikat.

“Enam kasus kematian telah dilaporkan dari Wuhan, Tiongkok dan dilaporkan telah ada 16 petugas layanan kesehatan telah terinfeksi. Tidak menutup kemungkinan Jabar bisa terpapar,” kata Berli.

4. Dinkes Jabar telah lakukan langkah antisipasi

Kementerian Kesehatan menggelar jumpa pers update Virus Corona di Gedung Kemenkes (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Sebagai langkah antisipasi, Dinas Kesehatan telah melakukan tiga hal penting. Pertama, koordinasi dan pemberian informasi antar sektor terkait laporan dan penanganan kasus suspect pneumonia akibat novel coronavirus.

Kedua, membuat surat edaran kewaspadaan kepada rumah sakit, puskesmas dan klinik untuk meningkatkan kewaspadaan, penanganan dan rujukan dalam penanganan kemungkinan pasien novel coronavirus.

Ketiga, memberikan informasi sejelas mungkin dan edukasi kepada masyarakat melalui berbagai media. “Termasuk di media sosial,” sebut Berli.

Baca Juga: Tip dari Menkes agar Tidak Tertular Virus Corona

Baca Juga: Gejala Mirip Flu, Virus Corona Disebut Bisa Mati Sendiri dalam 7 Hari

Berita Terkini Lainnya