TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Makin Banyak Warga Bandung Mengadu Akibat Ikut Pinjol Selama Pandemik

Lebih baik pinjam uang lewat koperasi

Ilustrasi pinjaman berbunga. (pixabay.com/EmAji)

Bandung, IDN Times - Perekonomian yang ambruk akibat pandemik membuat masyarakat kesulitan mencari penghasilan. Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, tidak sedikit warga meminjam uang lewat aplikasi pinjaman online (pinjol).

Kepala Dinas KUKM Kota Bandung Atet Dedi Handiman mengungkapkan, sejak pandemik COVID-19 terjadi kenaikan pengaduan yang didominasi korban pinjaman online. Sebagian besar dari mereka terpaksa meminjam karena untuk membuka usaha dan biaya hidup sehari-hari.

"Ada kenaikan pengaduan sebanyak 34 persen. Latar belakangnya karena untuk membuka usaham biaya hidup, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain," kata dia dalam Focus "Group Discusion (FGD) bertemakan 'Strategi Peningkatan Ekonomi Masyarakat Melalui Peran Satgas Antirentenir Kota Bandung" di Hotel Savoy Homann, Rabu (6/10/2021).

1. Pinjol jadi jalan pintas yang paling mudah

Pinjam Yuk

Atet mengakui, pandemik telah berdampak terhadap perekonomian masyarakat termasuk para pedagang kecil. sSehingga ada beberapa masyarakat yang memilih jalan pintas, salah satunya dengan meminjam ke rentenir dan pinjaman online.

Atas aduan ini, pihaknya akan melakukan bantuan termasuk mediasi agar warga yang terjerat pinjol tidak mengalami perlakukan tidak mengeenakan.

"Tindak lanjut dari pengaduan dilakukan mediasi dan advokasi, penyelesaian mandiri dan kemitraan," paparnya.

2. Renternir biasa marak di pasar tradisional

Ilustasi pinjol. Kredit Pintar

Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengajak masyarakat untuk berperang melawan renternir. Orang pemberi pinjaman uang tunai dengan bunga yang sangat tinggi merupakan praktik ekonomi ilegal. Selama ini rentenir telah mengakar di kalangan masyarakat dan telah menghancurkan sendi-sendi perekonomian masyarakat.

Praktik rentenir hingga saat ini paling marak ditemui di pasar-pasar tradisional. Mereka menyasar pedagang kecil hingga akhirnya banyak pedagang yang terlilit utang.

"Kita harus bergerak lebih cepat dari rentenir, melalui FGD ini diharapkan bisa menghasilkan strategi-strategi untuk mengatasi praktek rentenir, sehingga Kota Bandung bisa menjadi kota yang bersih dari rentenir" tuturnya.

Baca Juga: Marak Pinjol Ilegal Berkedok Koperasi, Warga Diimbau Lebih Waspada

Berita Terkini Lainnya