TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kuatkan Kecintaan Budaya Lokal, 700 Perempuan Menari Tarian Ketuk Tilu

Ini upaya untuk merajut kembali kesatuan di Indonesia

IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - Sekitar 700 wanita dari berbagai kalangan usia ikut menari tarian Ketuk Tilu di halaman Gedung Sate, Kota Bandung, Minggu(1/9). Mereka beramai-ramai menggunakan pakaian tradisional Jawa Barat lengkap dengan selendangnya.

Pendiri Rumpun Indonesia, Marintan Sirait menuturkan, kegiatan ini bertujuan menggalang kembali rasa cinta terhadap budaya Indonesia, salah satunya melalui tarian ini. Selama ini para perempuan khususnya anak muda masih minim ilmu tentang tari-tarian tradisional, mereka lebih banyak menari tarian dari luar seperti Korea.

"Ini yang kita coba untuk memelihara rasa cinta budaya dan menanamkan kembali kecintaan itu kepada generasi muda," ujar Marintan, Minggu (1/9).

1. Ketuk Tilu adalah tarian khas Jawa Barat

IDN Times/Debbie Sutrisno

Marintan menuturkan, Ketuk Tilu dipilih karena tarian ini sebenarnya salah satu tarian tradisional yang paling tua di Jawa Barat. Bahkan tarian ini disebut-sebut sebagai cikal bakal dari Tarian Jaipong.

Dengan mengangkat tarian ini ke masyarakat, diharap lebih banyak penari yang mau kembali mementaskan Ketuk Tilu. Masyarakat pun kemudian bisa tahu bahwa terdapat tarian ini yang merupakan kebudayaan lama.

"Kami mencoba kembali mengangkat tarian ini agar tidak terlupakan masyarakat di Bandung maupun Jawa Barat," paparnya.

2. Dijadikan agenda nasional

IDN Times/Debbie Sutrisno

Sementara itu, Ketua Indonesia.id Eva Simanjuntak mengatakan, kegiatan ini akan dijadikan agenda nasional yang di mana tarian dilakukan di berbagai daerah. Saat ini kegiatan menari sudah dijalankan di Jakarta dan Bandung. Ke depan ada beberapa kota seperti Medan, Makassar, Ambon, Aceh, dan Papua.

"Kita juga akan buat di luar negeri seperti di Kota Auckland, dan Washington DC," papar Eva.

Tarian yang dilakukan di setiap daerah pun berbeda-beda tergantung dengan kebudayaan masing-masing. Kegiatan ini pun menjadi rangkaian untuk nantinya akan ada tarian serentak di seluruh daerah menyambut peringatan Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober.

"Kita akan menerbangkan merpati dan seluruh simbol-simbol keagamaan seperti lonceng gereja, vihara, semua akan berbunyi bersamaan," ungkap Eva.

3. Tantangan Indonesia adalah mengenai toleransi

IDN Times/Debbie Sutrisno

Eva mengatakan, dalam 74 tahun Indonesia tantangan terbesar adalah intoleransi yang masih kuat. Ketegangan antarmasyarakat beragama akibat politik identitas masih ada dan menjadi sekat dalam membangun kerukunan dan persatuan.

Melalui kegiatan ini, Indonesia.id ingin menyampaikan bahwa Indonesia merupakan bangsa dengan keberagamaan dari berbagai kebudayaan, suku, agama, maupun status sosial. Harapannya sekat yang ada pada masyarakat bisa dihancurkan dan Indonesia menjadi negara rukun.

"Gerakan melestarikan budaya asli ini untuk menjaga Pancasila sebagai pemersatu keragaman identitas bangsa Indonesia," ujarnya.

Baca Juga: Dua Raja Bertemu di Kraton Yogyakarta, Menikmati Tarian dan Membatik 

Baca Juga: Daftar Pemenang Duta Muda Cleo Movie Maker 2019

Berita Terkini Lainnya