TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Korban Rusuh Wamena: Motor Dibakar, Saya Dikeroyok 20 Orang

Saya tidak ingin kembali ke sana

IDN Times/Debbie Sutrisno

Bandung, IDN Times - 71 warga Jawa Barat yang terdampak kerusuhan di Wamena akhirnya tiba di Bandung, Rabu(9/9). Sebelum pulang ke daerah masing-masing, mereka dikumpulkan dan dijamu di rumah dinas Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil.

Salah satu korban kerusuhan, Reza Zaenal Mutaqin, menceritakan kisahnya ketika dia berada di sana dan mendapat pelakukan tidak menyenangkan. "Saya saat itu pas pulang dari toko sama bapak, di jalan motor tiba-tiba langsung ditendang, saya pun terjatuh," ujar Reza ketika berada di Gedung Pakuan, Bandung, Rabu (9/10) malam. Kejadian ini berlangsung di Jalan Sanger, Kota Wamena.

Ketika terjatuh, sekitar 20 orang langsung mendatangi dia yang tersungkur. Sesaat setelah dipukuli Reza sempat lari untuk menghindar, tapi dia dilempari oleh oknum dan kemudian terjatuh kembali. Pada saat itulah dia tak berdaya mendapat pukulan dan tendangan dari masyarakat yang tidak diketahui datangnya dari mana.

Menurutnya, banyak dari orang yang mengeroyoknya membawa senjata tajam seperti tombak dan parang. Akibat pemukulan itu Reza pun bersimbah darah di bagian kepala. Satu kata yang sangat dia ingat ketika dipukul, ada beberapa orang yang mengajak pemukul lainnya untuk membunuh dia.

"Kasih mati saja sekalian," ujar Reza mencontohkan perkataan oknum tersebut.

1. Berhasil lolos setelah ada tembakan peringatan dari polisi

ANTARA FOTO/Marius Wonyewun Indiana Malia

Sekitar lima menit mendapat pemukulan dan tendangan, terdengar suara tembakan dari aparat kepolisian. Oknum yang mengeroyok pun kemudian berhenti dan berpencar ke berbagai arah. Dengan keadaan yang kesakitan atas pemukulan tersebut dan darah yang mengucur dari kepala, Reza langsung berlari ke arah mobil polisi yang datang.

Ayah Reza yang datang bersama polisi kemudian membawa dia ke Rumah Sakit Wamena. Mendapat perawatan, kepala Reza pun bocor dan harus mendapatkan delapan jahitan.

Selain bagian kepala yang mendapat jahitan, tidak ada bagian tubuh lain terluka berat. Hanya memar dan bengkak di beberapa bagian tubuh seperti tangan dan dada.

2. Kondisi di jalan dan rumah sakit mengkawatirkan

ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra

Reza yang baru bekerja tujuh bulan sebagai penjual kain ini menuturkan, pada saat kerusuhan di sana memang menyeramkan. Sesaat ketika mampu meloloskan diri dari pemukulan, dia melihat beberapa orang berada di jalan seperti bekas pemukulan.

"Pas saya lewat ada juga korban di sana. Itu ga tahu sudah mati atau belum karena sudah berdarah di muka sema. Saya lihat langsung," ujarnya.

Hal serupa terlihat ketika masuk rumah sakit, Reza melihat banyak korban yang tergeletak dan lebih parah dari dia. Saking banyaknya korban berjatuhan, setiap pasien yang dianggap sudah bisa berjalan dan tidak parah diminta pulang karena rumah sakit harus mengobati pasien lainnya.

3. Mereka yang mengeroyok menggunakan pakaian SMA

Prajurit TNI melakukan patroli keamanan di Wamena, Papua, pada 30 September 2019. ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra

Menurut Reza, sesaat sebelum kerusuhan dia dan ayahnya mendapat informasi agar tidak berangkat ke toko dan berjualan. Atas informasi tersebut Reza dan ayahnya pun kemudian bergegas pulang.

Di tengah jalan dia melihat orang menggunakan baju sekolah menengah atas (SMA), dengan muka yang agak tua. Namun Reza dan sang ayah tidak curiga karena biasanya demo sering terjadi tapi tidak ada yang aneh-aneh.

"Makanya kami ga terlalu takut. Tapi tiba-tiba pas berada di tengah massa langsung ditendang," kata dia.

Baca Juga: Ternyata Tak Semua Warga Jateng Dipulangkan dari Wamena, Ini Alasannya

Baca Juga: Denyut Ekonomi Warga Wamena Mulai Bangkit Usai Tanggap Darurat Berakhir

Berita Terkini Lainnya