Kisah Penyapu Koin di Pantura, Mulai Mitos hingga Kebiasaan Meminta
Pendapatan penyapu meningkat menjelang Lebaran
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Subang, IDN Times - Terik panas siang itu sangat menyengat ke permukaan kulit di Jembatan Sewo, perbatasan Kabupaten Indramayu dan Subang, Jawa Barat. Debu jalanan terhempas kencangnya kendaraan yang hilir mudik melewati Jembatan Sewo. Tapi kondisi ini tidak memukul mundur para pengemis yang berjejer sigap menyapu setiap koin dan uang kertas hasil lemparan para pengemudi kendaraan.
Penyapu koin. Sebutan ini muncul untuk masyarakat yang kerap meminta keikhlasan para pengendara baik motor, mobil, atau bus yang melintasi Jembatan Sewo. Mereka rela berpanas-panasan dan terkena debu demi mendapat sedikit tambahan penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari.
Jembatan Sewo merupakan perbatasan yang menghubungkan Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Subang. Di sekitar jembatan banyak warga sekitar yang berkerumun dan duduk di pinggir jalan mengacungkan sapu dari rambatan kayu kering untuk meminta 'lemparan koin'.
1. Kami sudah ada sejak lama
Murdiah, salah satu penyapu koin di Jembatan Sewo, menuturkan, aktivitas warga sekitar yang meminta lemparan uang koin bukan hal baru. Sebab kebiasaan ini sudah ada sejak lama bahkan sebelum jembatan ini bagus seperti sekarang.
Menurutnya, dari cerita warga yang lain lempar uang koin ini berawal dari kebiasaan para pengendara truk yang melintas. Mereka menganggap kawasan ini rawan hantu. Untuk menjaga agar tidak diganggu makhluk halus para pengendara kemudian kerap melempar barang tertentu hingga uang koin.
"Dulu ceritanya begitu. Dan sekarang ya jadi ini biasa meminta agar supir-supir lempar uang," ujar Murdiah beberapa waktu lalu.