TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kereta Cepat Jakarta-Bandung Ditarget Rampung 2022

Pembangunan 4 stasiun penghubung masuk tahan fondasi

Proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. IDN Times/Istimewa

Bandung, IDN Times - PT KCIC melakukan akselerasi pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) untuk mengejar target penyelesaian di tahun 2022. Berbagai program pembangunan dilakukan, termasuk pengerjaan sarana dan prasarana lain untuk menunjang operasional KCJB.

Corporate Secretary PT KCIC, Mirza Soraya mengatakan, untuk mengejar target penyelesaian, percepatan progres di setiap titik dilakukan secara komprehensif, sehingga akselerasi pembangunan proyek KCJB bisa terwujud.

“Saat ini, High Speed Railway Contractor Consortium (HSRCC), KCIC, beserta pemanufaktur sarana dan prasarana terkait, didampingi oleh KAI sedang merumuskan check list untuk semua sub-sistem yang dibutuhkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, baik itu terkait EMU, railway system maupun operasional,” ungkapnya melalui siaran pers, Minggu (28/3/2021).

1. Pembangunan proyek minimalkan kecelakaan kerja

Proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. IDN Times/Bagus F

Di sisi lain, pembangunan dan penyediaan sarana prasarana Kereta Cepat Jakarta-Bandung juga menjadi prioritas dan berjalan paralel. Keempat stasiun yakni Halim, Karawang, Walini dan Tegalluar saat ini dalam tahap konstruksi. Secara general, pembangunan telah memasuki tahap fondasi dan struktur lainnya.

Terkait persiapan operasional KCJB, saat ini sedang dilakukan workshop pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk bagian operasional dan maintenance dari setiap subsistem.

Dalam proses pembangunan proyek KCJB, menurut Mirza harus diakui banyak tantangan dan hambatan yang dihadapi. Namun, PT KCIC terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan semua kontraktor yang terlibat dalam proyek KCJB secara intens.

“Termasuk penegasan penerapan zero tolerance terhadap kecelakaan kerja dari proses konstruksi Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung,” ungkap Mirza.

Melalui monitoring rutin mingguan, progres pembangunan dan percepatan yang dilakukan dapat terpantau dan direspon sesegera mungkin agar target pekerjaan di tahun 2022 dapat dipenuhi.

2. Pandemik COVID-19 berdampak pada progres pembangunan kereta cepat

IDN Times/Hana Adi Perdana

Terkait pembiayaan proyek ini, Mirza memastika PT KCIC masih melakukan kajian internal dengan pihak terkait. Untuk diketahui, feasibility study (FS) pembangunan Kereta Cepat Jakarta- Bandung dilakukan di tahun 2015 atau enam tahun silam. Seiring dengan berjalannya waktu dan proses, tentu ada inflasi yang terjadi. Apalagi di tahun 2020 terjadi pandemik COVID-19 yang membuat seluruh industri terkena dampaknya. Imbas serupa juga menerpa proyek KCJB yang ditangani PT KCIC.

Kondisi itu tentu berdampak pada proses pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang sedang berjalan. Meski begitu, KCIC tetap berupaya melakukan berbagai langkah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

“Koordinasi dan komunikasi dengan pihak internal dan eksternal dilakukan secara simultan dan intens sehingga saat ini akselerasi pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung bisa terus berjalan” ungkap Mirza. Ditambahkannya, PT KCIC juga tidak melakukan pengurangan karyawan.

Baca Juga: IKEA Bandung Resmi Beroperasi, Ridwan Kamil Jadi Pembeli Pertama

3. Kawasan transit kereta cepat akan miliki konsep kawasan terintegrasi

Ilustrasi Infrastruktur (Kereta) (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain mengembangkan infrastruktur transportasi publik, PT KCIC turut berupaya menunjang peningkatan produktivitas masyarakat di sepanjang trase kereta cepat melalui pengembangan superblok dan kawasan terintegrasi atau Transit Oriented Development (TOD). Saat ini, pengembangan TOD di tiga stasiun berfokus pada evaluasi rencana dan pengadaan lahan serta perizinan.

“Untuk di kawasan Halim, akan dilakukan pengembangan dengan tipe Superblok di sekitar stasiun. Tepatnya di sisi selatan dan tidak berstatus sebagai TOD. Superblok Halim menawarkan berbagai fasilitas seperti pusat perbelanjaan, perkantoran, hotel dan convention center serta terintegrasi dengan moda BRD dan LRT Jabodetabek,” terang Mirza.

Sedangkan untuk tiga kawasan lainnya, yakni Karawang, Walini dan Tegalluar, akan diterapkan konsep TOD. Pada dasarnya pengembangan di area sekitar 3 stasiun ini adalah pengembangan kota baru dengan pusat berbasis konsep TOD yang memiliki radius 800 meter dari simpul stasiun kereta cepat.

Secara umum, konsep TOD ialah mengembangkan kawasan urban berintensitas tinggi yang terintegrasi dengan sistem transportasi massal sehingga mampu melayani berbagai dimensi kebutuhan masyarakat dalam suatu kawasan sekaligus. Baik berupa kegiatan campuran hunian, komersil retail, perkantoran, area hiburan, dan sebagainya. Pengembangan konsep TOD di Karawang, Walini, dan Tegalluar secara berurutan luasan yang juga bervariasi di antaranya 250 ha, 1.270 ha, dan 340 ha.

Untuk lahan di 3 stasiun lainnya, Karawang, Walini, dan Tegalluar sampai dengan saat ini komunikasi dan koordinasi dengan pihak terkait pembangunan TOD masih terus dilakukan.

Baca Juga: Dua Mata Air di Desa Cikalong KBB Kering Akibat Proyek Tunnel KCIC

Baca Juga: Jalan di Cikalong KBB Rusak Akibat KCIC, Pemprov Diminta Turun Tangan

Berita Terkini Lainnya