Bank Indonesia Minta Petani Jabar Tingkatkan Kembali Produktivitasnya 

Perekonomian bisa tumbuh berkat sektor pertanian

Bandung, IDN Times - Kepala Perwakilan BI Jawa Barat Erwin Gunawan Hutapea meminta pemerintah daerah mendorong para petani untuk bisa meningkatkan produktivitasnya. Hal ini guna meminimalisir kemungkinan adanya kelangkapan suplai hasil pertanian yang bisa berdampak pada angka inflasi.

Peningkatan produksi ini penting agar inflasi pada 2023 bisa terjadi. Berdasarkan data Bank Indonesia, inflasi Jabar pada 2022 berada di angka 6 persen. Meski demikian pada Juni 2023 ada penurunan di angka 3,88 persen.

"Mudah-mudahan sampai akhir tahun kita yakin inflasi kita bisa terkendali di angka tiga plus-minus satu," kata Erwin saat kegiatan Dialog Ekonomi di Bandung, Jawa Barat, Selasa (18/7/2023).

1. Produksi sektor pertanian pengaruhi konsumsi masyarakat

Bank Indonesia Minta Petani Jabar Tingkatkan Kembali Produktivitasnya ilustrasi campuran beras merah dan beras putih (vecteezy.com/bigcxlotus)

Menurutnya, tantangan pada sektor pertanian yakni masih rendahnya produksi padi di Jawa Barat yang masih rendah, sehingga para pemangku kebijakan didorong untuk mampu meningkatkan produksi pertanian.

"Pertanian kita masih menghadapi rendahnya produksi padi, sehingga sektor pertanian ini menjadi perhatian stakeholder (pemangku kepentingan)," kata dia.

2. Harus ada kesimbangan ekonomi di Utara dan Selatan Jabar

Bank Indonesia Minta Petani Jabar Tingkatkan Kembali Produktivitasnya Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain itu, BI pun mendorong pemerintah daerah agar menyeimbangkan sumber ekonomi antara Jawa Barat bagian utara dan bagian selatan. Seperti diketahui, wilayah utara Jawa Barat didominasi oleh sektor industri.

"Kita dorong kontribusi pada PDB, kontribusi padat karya kita dorong. Kemudian sektor industri masih banyak permintaan, meskipun ini sifatnya temporer," kata Erwin.

3. Perekonomian di Jabar membaik, tapi gini ratio masih tinggi

Bank Indonesia Minta Petani Jabar Tingkatkan Kembali Produktivitasnya Ilustrasi Kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Rasio kesenjangan antara miskin dan kaya atau gini ratio di Jawa Barat semakin lebar seiring pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat. Pada periode Maret 2023, gini ratio baik di kota dan desa tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,425.  

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar, pada Maret 2023, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Jawa Barat yang diukur oleh gini ratio sebesar 0,425. Angka ini meningkat 0,013 poin jika dibandingkan gini ratio September 2022 sebesar 0,412 dan meningkat 0,008 poin dibandingkan Maret 2022 mencapai 0,417.

"Gini ratio di perkotaan pada Maret 2023 tercatat 0,439, naik dibandingkan September 2022 sebesar 0,427 dan Maret 2022 yang 0,428," kata Kepala BPS Jabar Marsudijono. 

Marsudijono menyatakan, gini ratio di daerah pedesaan pada Maret 2023 tercatat sebesar 0,321, naik dibandingkan gini ratio di perdesaan September 2022 yang sebesar 0,306.

"Namun angka ini turun jika dibandingkan gini ratio di perdesaan pada Maret 2022 yang sebesar 0,322," ujar Marsudijono. 

Baca Juga: Kementerian Pertanian Larang Penjualan Kecambah Sawit via Online

Baca Juga: Badan Pangan Nasional Sebut Harga Kebutuhan Pokok Tak Akan Turun

Topik:

  • Yogi Pasha

Berita Terkini Lainnya