Kemenperin: Kebutuhan SDM Industri Tekstil Dalam Negeri Masih Tinggi
Investasi industri TPT di Indonesia naik 100 persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Kementerian Perindustrian memastikan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) pada sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) masih tinggi. Itu sejalan dengan meningkatkan investasi di sektor tersebut.
Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki, Ditjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, Adie Rochmanto Pandiangan mengatakan, saat pandemik COVID-19 memang industri TPT Indonesia memang tertekan. Namun, perlahan sektor ini mulai memperlihatkan perbaikan.
"Industri TPT ini masih jadi salah satu sektor strategis nasional. Bahkan pemerintah menginginkan agar industri TPT ini bisa masuk dalam lima besar dunia pada 2030," kata Adie dalam kegiatan Pelantikan Insan Kalangan Ahli Tekstil Indonesia (IKATSI), Rabu (17/5/203).
Kebutuhan SDM ini yang harus dibahas semua sektor sehingga industri TPT bisa mendapatkan tenaga kerja handal dan ahli di bidangnya. Dengan demikian, produk dari industri dalam negeri pun bisa bersaing dengan negara lain.
1. Sudah bukan 'sunset' industri
Menurutnya, selama ini banyak pihak menilai bahwa industri TPT merupakan salah satu yang masuk kategori sunset industry atau industri yang hampir mati. Namun, hal itu ternyata bertolakbelakang dengan data dan angka yang menunjukan pertumbuhan pada sektor tersebut.
Stigma negatif pada industri ini memang tidak bisa dihilangkan dalam waktu dekat. Untuk itu Industri TPT perlu memperlihatkan bahwa sektor ini mampu memberikan dampak positif pada pendapatan negara.
"Gonjang ganjing megenai tekstil secara global ini ternyata tidak dirasakan di negara lain seperti Korea dan Taiwan. Itu bisa ada karena ekosistemnya sudah terbentuk, dan ini yang coba kami siapkan," kata dia.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, dalam rentang Juli 2022 hingga April 2023 ada investasi asing yang masuk ke sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dan alas kaki senilai Rp3,59 triliun. Investasi tersebut berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 27.281 orang.
Kenaikan investasi yang masuk di sektor industri tekstil (KBLI 13) di 2022 melesat 130 persen dibanding 2021. Angkanya adalah Rp8,22 triliun pada 2022 dan Rp3,57 triliun pada 2021.
Sementara itu, nilai investasi yang masuk di industri pakaian jadi (KBLI 14) pada 2022 naik 131 persen dibanding 2021. Angkanya mencapai Rp6,84 triliun pada 2022, dari Rp2,96 triliun di 2021.
Baca Juga: Nenek 14 Cucu Produksi Cendol Mengandung Pewarna Tekstil
Baca Juga: Marak Baju Bekas Impor, Jokowi: Ganggu Industri Tekstil Dalam Negeri