TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kemenperin Ajak Apparel Lokal Lebih Berjaya Dalam Industri Olahraga 

Mayoritas produk olahraga didatangkan secara impor

Dokumentasi Bandung Poundfit Community

Bandung, IDN Times - Aktivitas olahraga masyarakat saat ini semakin meningkat khususnya setelah pandemik COVID-19. Berbagai kegiatan bermunculan dan berdampak pada penjualan pakaian hingga alat olahraga.

Berdasarkan asumsi olahan data laporan Indeks Pembangunan Olahraga tahun 2023 mengenai estimasi uang beredar terkait ekonomi olahraga, diperkirakan terdapat transaksi lebih dari Rp43,2 triliun tahunnya dalam ekonomi olahraga.

Komoditi olahraga yang diperjualbelikan meliputi pakaian, sepatu, dan peralatan olahraga. Transaksi ini juga melibatkan 57,7 persen dari populasi penduduk Indonesia, atau sekitar 113,8 juta jiwa yang berbelanja kebutuhan olahraga.

Namun, tingginya angka penjualan tersebut belum optimal diserap produsen apparel dalam negeri. Mayoritas produk yang dibeli masyarakat saat ini berasal dari luar negeri dengan berbagai merek.

"Data ini sangat menarik dan harus bisa menjadi pendorong industri olahraga dalam negeri (bersaing). Selain kami juga mengajak masyarakat untuk bangga produk lokal dengan membeli dan memakainya," ujar Direktur Industri Aneka dan IKM Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Alexandra Arri Cahyani dalam pembukaan Indonesia Sport and Active Wear (ISAW) Exhibition di Kampus Politeknik STTT Bandung, Senin (1/7/2024).

1. Produk lokal punya kualitas sebanding

Menurutnya, selain didukung oleh kebutuhan masyarakat, jenama pakaian dan alat olahraga lokal pun bermunculan, yang tidak hanya menawarkan produk dengan harga terjangkau, namun kualitasnya pun tidak kalah dengan jenama luar negeri.

Untuk itu perlu promosi dan pemberian informasi kepada masyarakat khususnya mereka yang cinta olahraga agar mau menggunakan produk lokal.

“Kami menyadari potensi yang dimiliki oleh produsen pakaian dan alat olahraga lokal, oleh karena itulah pada tahun ini kami kembali menyelenggarakan ISAW," kata dia.

Melalui ISAW, Kemenperin mengajak seluruh pelaku usaha yang bergelut di industri apparel olahraga bersama-sama membangun iklim yang baik agar barang untuk olahraga bisa dipenuhi mayoritas dari dalam negeri.

2. Penelitian bahan baku apparel bisa libatkan akademisi

Direktur Politeknik STTT Arief Dewanto menuturkan, peningkatan kualitas produk apparel olahraga di dalam negeri memang menjadi tantangan untuk para pelaku usaha.

UMKM maupun IKM yang selama ini berkecimpung pada sektor tersebut harus bisa memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa apparel yang mereka buat memiliki kualitas andal dan tidak kalah jauh dari jenama luar negeri yang selama ini membanjiri pasar Indonesia.

Meski demikian, itu bukan berarti pelaku apparel lokal tidak bisa sebesar jenama yang sudah ada. Saat ini mulai banyak UMKM pakaian olahraga yang mengambil segmen khusus dalam penjualannya.

"Memang tingginya biaya produksi, bahan baku, tenaga kerja ini berat. Tapi yang paling berat adalah ketika konsumen masih mempertanyakan kualitas produk lokal, kenyamanannya dan ketahanannya bagaimana untuk pakaian sport ini," kata Arief.

Untuk itu, kolaborasi antara pelaku usaha dengan akademisi di bidangnya sangat penting untuk membuat produk berkualitas dan dapat dipercaya konsumen.

Berita Terkini Lainnya