TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Inovatif! Dosen ITB Buat Panel Antipeluru dari Serat Rami

Inovasi ini sudah lulus uji tembak

Dokumen Humas ITB

Bandung, IDN Times - Inovasi dari bahan alam menjadi sebuah material terus dilakukan para peneliiti dari Indonesia. Terbaru, seorang dosen Institut Teknologi Bandung (ITB), Dr Mardiyanti, bersama timnya membuat produk panel anti peluru.

Berkat inovasinya tersebut, Mardiyanti pun diganjar sebagai inovator terbaik dalam PRIMA Award ITB 2021. Acara PRIMA ITB sendiri adalah penghargaan bidang penelitian, pengabdian masyarakat, inovasi dari LPPM ITB kerja sama dengan kantor Wakil Rektor bidang Riset dan Inovasi ITB.

“(Penghargaan ini) semakin meningkatkan motivasi saya untuk melakukan yang lebih baik lagi di bidang inovasi, sehingga nantinya produk-produk inovasi tersebut dapat menjadi produk yang turut memberikan solusi terhadap permasalahan yang kita hadapi bersama,” ucap Mardiyati, melaui siaran pers, Selasa (11/1/2022).

1. Modul antipeluru biasanya didapat dari luar negeri

digitaltrends.com

Produk inovasi yang dihasilkan Dr. Mardiyati terbilang cukup banyak, ada juga yang sudah dihilirasi oleh perusahaan rintisan binaan LPiK ITB.

Salah satu inovasi terbaru di tahun 2021 yang dikembangkan oleh Mardiyati bersama tim adalah di bidang militer. Inovasi yang dikembangkan tersebut adalah panel antipeluru dalam Modular Armor System Kapal Patroli.

Menurutnya, Indonesia adalah negara maritim dan diperlukan kapal patroli untuk menjaga pertahanan dan keamanannya. Biasanya di ruang kemudi, lambung, dan mesin kapal diberikan panel anti peluru untuk melindungi kapal patroli dari tembakan.

"Nah, biasanya modul antipeluru atau material untuk produk tersebut diimpor dari luar. Kita ingin ada kemandirian dalam hal tersebut,” kata dia.

2. Produk sudah masuk tahap pengujian

IDN Times/Irfan Fathurohman

Motivasi ini yang membuat ia bersama tim bergerak melakukan inovasi menggunakan material yang ada di Indonesia. Dari bahan alam yang ada di Indonesia yang sudah dipelajari dan ditelaah dihasilkan karet alam Indonesia dan serat alam Indonesia, yaitu serat rami yang dipilih untuk dijadikan material komposit panel antipeluru ini.

“Karena ini produk militer, tentu ada standar pengujian yang harus kami lakukan supaya produk tersebut memang layak untuk digunakan," kata Mardiyati.

Produk ini pun telah melalui pengujian tembak produk di PT Pindad (Persero), dengan mengacu pada Standar NIJ 0108.01 Level III dengan munisi 7.62 mm pada jarak tembak 5 meter. Sampel yang dibuat oleh tim lolos uji tembak dengan mengacu pada standar tersebut.

Baca Juga: 9 Potret Inovasi Kloset Duduk dari Kursi Ini Anehnya Bukan Main

Baca Juga: Lulus ITB di Usia 18 Tahun, Musa Izzanardi: Orang ITB Memang Aneh-Aneh

Baca Juga: Fotonya Mejeng di Platform E-Commerce, Rektor ITB: Kami Tak Antikritik

Berita Terkini Lainnya