TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ditangkap KPK, Akun Instagram Yana Mulayana Dinonaktfikan

Yana diduga korupsi pengadaan CCTV

Dokumen IDN Times

Bandung, IDN Times - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Wali Kota Bandung Yana Mulyana sebagai salah satu tersangka kasus suap. Dia diduga menerima uang dari program pengadaan CCTV dan jaringan internet.

Sehari setelah ditangkap KPK di rumah dinas Wali Kota Bandung, akun Instagram pribadi milik Yana @kangyanagmulyana dinonaktifkan. Belum ada penjelasan resmi siapa yang menonaktifkan akun tersebut.

Dari pantauan IDN Times, akun yang telah mengunggah 1.086 kegiatan dan foto ini tidak bisa diakses. Padahal sebelum penangkapan KPK Yana rajin menunggah kegiatannya termasuk kemesraan bersama keluarga.

1. Dapat suap setelah terima penawaran

Ilustrasi Koruptor (IDN Times/Mardya Shakti)

Sebelumnya, Wakil Ketua KPK, Nurul Ghufron mengatakan bahwa korupsi yang dilakukan Yana melalui sistem penawaran proyek di e-katalog. Dari situ ada perusahaan yang menawari agar bisa memenangkan proyek pengadaan tersebut.

"Semula ada penawaran. Setelah ada penawaran THR jadi 'ada yang itu' (istilah yang dipakai untuk suapnya)," kata Nurul dalam konferensi pers di Gedung KPK, Minggu (16/4/2023).

Menurutnya, pengadaan barang pada program Smart City memang sudah melalui lelang pada e-katalog. Meski demikian, KPK menilai bahwa sistem ini bisa dimanipulasi oleh pemerintah daerah.

Caranya, yaitu dengan membuat spesifikasi yang hanya dimiliki perusahaan tertentu saja. Sehingga ketika perusahaan lain ikut lelang tidak akan bisa menang.

"Di beberapa kegiatan barang dan jasa lain masih ada pengkondisian baik teknis maupun nonteknis. Jadi ada treatment di mana peng-upload (unggah) lain tidak bisa memiliki syarat tertentu," kata dia.

2. Kualitas dan kuantitas CCTV yang diadakan bisa lebih jelek

allcooper.com

Gufron mengatakan, KPK saat ini masih mendalami proyek pengadaan CCTV dan jaringan internet sebesar RP2,5 miliar tersebut. Sebab, dengan adanya uang kembalian ke tersangka mencapai Rp924 juta atau sekitar Rp 1 miliar, maka pengadaan aslinya hanya Rp1,5 miliar.

"Logiknya hanya terbelanjakan Rp1,5 miliar, sehingga untuk kualitas dan kuantitas bisa rendah," ujarnya.

Meski demikian, bisa saja skema korupsi tersebut dilancarkan dengan cara menaikkan anggaran pengadaan. Di mana barang yang akan dibeli sudah sesuai dalam kualitas dan kuantitas, tapi ada dana yang sengaja dibesarkan agar bisa dikorupsi.

Baca Juga: OTT Yana Mulyana, KPK Temukan Uang dan Sneakers Louis Vuitton

Berita Terkini Lainnya