Bioskop Dian, Cagar Budaya Samping Rumah Wali Kota yang Terbengkalai
Masih banyak cagar budaya yang tidak terurus di Bandung
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Kota Bandung menjadi salah satu tempat yang memiliki sejarah dalam dunia perfilman. Puluhan tahun silam, berbagai film yang diproduksi Belanda sudah ditayangkan di dua biskop di Bandung.
Salah satu bioskop yang sarat akan sejarah adalah Bioskop Dian yang berdiri di Jalan Dalem Kaum no. 58. Letaknya tepat bertetangga dengan rumah jabatan Wali Kota Bandung.
Bioskop Dian menjadi satu-satunya bangunan bioskop yang tersisa di kawasan Alun-alun dan dijadikan sebagai Bangunan Cagar Budaya Golongan A di Kota Bandung. Dikutip dari laman repository.unpar.ac.id, bioskop yang dibangun pada 1930-an ini sempat mengalami masa kejayaannya dengan menayangkan berbagai film luar negeri maupun lokal. Terseok-seok bertahan, hingga akhirnya bangunan yang dulunya bernama Bioskop Radio City ini benar-benar mati.
Peralihan fungsi pun terus dilakukan seperti dijadikan tempat olahraga biliar, tempat berjualan pakaian, kantor sewa, tempat olahraga futsal, hingga saat ini Bioskop Dian mengalami kekosongan fungsi. Kekosongan ini membuat kondisi bangunan menjadi tidak terawat dan terpelihara.
IDN Times coba menyambangi bioskop tersebut Jumat (18/6/2021). Dan benar saja, bangunan ini sangat tidak terawat. Bahkan, di bagian depan sudah dijadikan tempat berjualan pedagangan kaki lima mulai dari mie kocok, nasi goreng, hingga jus jeruk.
"Sekarang gini, ga ada yang urus. Paling kemarin Kang Tisna bikin pameran, tapi sekarang udah sepi lagi yang datang liat pameran ada sesekali," ujar salah satu pedagang yang enggan disebut namanya.
1. Bangunan sangat tidak terawat
Ketika dilihat dari jauh, bangunan khas kolonial ini tampak megah dan indah dengan bentuknya yang memiliki lekukan layaknya bangunan jaman dulu. Namun, ketika berada lebih dekat, bangunan ini tampak kumuh. Atap-atap langit di bagian muka sudah banyak yang berlubang.
Pintu masuk untuk membeli tiket pun ditutupi seng. Sedangkan kursi pedagang untuk mereka yang memesan makanan dari PKL berada tepat di depan pintu masuk utama. Dari depan pintu masuk bioskop hanya terlihat papan bertuliskan 'Nantikan'. Papan ini kerap dipakai untuk memberitahu para penonton film apa saja yang akan ditayangkan di Bioskop Dian.
Sedangkan di bagian dalam, ruangan besar yang kerap dijadikan tempat menonton sudah jauh dari kata layak. Langit-langit ruangan sudah berlubang dan kayunya terlihat lapuk. Pun dibagian kanan-kiri dalam ruangan sangat kotor.