Berbagi Ilmu Sepak Bola kepada Sesama Penyandang Disabilitas
Jangan biarkan difabel berjalan sendirian
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Penyandang disabilitas di Tanah Air masih dianggap sebelah mata oleh sebagian masyarakat Indonesia. Kekurangan baik cara berpikir atau cacat tubuh pada diri mereka acap kali dianggap minor.
Anggapan yang masih melekat ini coba didobrak banyak penyandang disabilitas, salah satunya Aditya. Sebagai penyandang tuna daksa, di mana kaki kananya harus diamputasi, Adit, sapaan akrabnya, coba mengembangkan diri sebagai pemain sepakbola di Indonesia Amputee Football (INAF) atau Sepak bola Amputasi Indonesia.
Sayangnya, persiapan yang sudah dilakukan Adit dan tim dari INAF untuk berlaga di kejuaraan internasional harus tertunda akibat adanya pandemik COVID-19. Hal itu membuat tim harus dibubarkan lebih dulu dan menjalankan pelatihan masing-masing di daerahya.
Tak ingin berleha-leha, Adit pun tetap menjalankan pelatihan secara rutin untuk mengasah kemampuan dan fisiknya. Di tengah kesibukannya berlatih, dia pun sempat memberikan pelatihan sepakbola kepada sesama penyandang disabilitas dari Sukabumi.
1. Banyak penyandang disabilitas punya semangat tinggi untuk berlatih
Adit menuturkan, pelatihan sepakbola kepada penyandang disabilitas bukan tanpa alasan. Berkaca dari pengalamnnya sempat terpuruk karena kondisi fisiknya, Adit ingin berbagi ilmu yang dia miliki kepada sesama difabel.
Eks pemain muda Persib Bandung ini kemudian dengan ikhlas memberikan ilmu yang dia miliki. "Sebenarnya ada kepedulian. Saya ga mau pemain stagnan. Mudah-mudahan ilmu yang saya punya bisa bermanfaat untuk teman-teman," ujar Adit ditemui usai berlatih sepakbola di Bandung, Jumat (26/3/2021).
Dalam pelatihan ini ada pemain yang datang dari Sukabumi. Umurnya sekitar 30 tahun. Karena ingin berkembang dan bisa bermain sepakbola lebih baik, penyandang disabilitas itu rela untuk berlatih layaknya para pemain profesional.