Bawaslu Jabar Gandeng Aparat Awasi Kampanye Pilkada di Tengah Pandemik
Pilkada ditengarai akan jadi klaster baru COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Masa kampanye dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak 2020 akan menjadi hal yang menakutkan ketikan setiap pasangan calon (paslon) mengumpulkan masyarakat dalam jumlah besar. Sebab, kerumunan massa ini diprediksi akan menjadi pemicu penyebaran virus corona (COVID-19).
Ketua Bawaslu Jabar Abdullah Dahlan menuturkan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Pemerintah Pusat telah memastikan Pilkada tahun ini tetap akan digelar sesuai rencana pada akhir Desember. Meski keputusan ini mendapat banyak kritikan, tapi kedua pihak tidak bergeming.
Mengantisipasi dampak negatif Pilkada di tengah pandemik COVID-19, Bawaslu Jabar bakal melakukan pengawasan lebih ketat atas berbagai aktivitas paslon yang dilakukan untuk menggaet suara.
"Kami koordinasi dengan KPU dan Kapolda bagaimana tahapan Pilkada tetap berlanjut tapi protokol kesehatan dijalankan. Semua peserta diharap bisa mematuhi protokol COVID-19 dan tidak melakukan kegiatan yang berkerumun," ujar Abdullah saat dihubungi, Rabu (23/9/2020).
1. Parpol pengusung paslon pun sudah diajak berbicara
Di sisi lain, Bawaslu Jabar pun telah menjalin komunikasi dengan partai politik (parpol) pengusung paslon dalam Pilkada. Tak hanya itu, setiap paslon pun diajak berbincang oleh perwakilan Bawasalu.
Intinya, Bawaslu Jabar berharap kejadian di mana para paslon mendatangkan banyak orang ketika mendaftar ke KPU tidak terulang kembali. Tidak mengumpulkan massa adalah bentuk kedisipinan dalam penerapan protokol kesehatan COVID-19.
"Termasuk dalam penetapan hari ini dan pengumuman nomor urut, jangan sampai terulang," kata dia.