TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Anak Kecil yang Kecanduan Gadget Berpotensi Mengalami Ganguan Jiwa

Jangan biasakan anak kecil bermain gadget

gadgetmatch.com

Bandung, IDN Times - Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat Elly Marliyani menuturkan, gangguan jiwa saat ini tidak hanya menyerang orang dewasa dan orang tua. Anak-anak pun sekarang berpotensi tinggi masuk dalam kategori orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Besarnya potensi anak mengalami gangguan jiwa salah satunya dipengaruhi oleh penggunaan gadget berlebihan.

Menurutnya, para orang tua sekarang sudah banyak yang memberikan gadget kepada anak mereka. Pemberian ini dilakukan awalnya agar anak bisa bermain tanpa mengganggu kegiatan orang tua. Sayangnya penggunaan ini kemudian membuat anak menjadi kecanduan.

"Kalau (gadget) dipakai berlebihan dan menjadi ketergantungan bisa mengganggu jiwa anak tersebut," ujar Elly dalam diskusi Jawa Punya Informasi (Japri), Kamis (10/10).

1. RSJ Jabar sudah terima ODGJ berumur lima tahun

IDN Times/Debbie Sutrisno

Menurut Elly, biasanya ODGJ menyerang remaja yang masuk pada umur 15 tahun. Namun dengan perkembangan zaman seperti sekarang terdapat anak kecil yang bahkan sudah dimasukan ke rumah sakit jiwa (RSJ).

Di RSJ Jawa Barat misalnya, ada orang tua yang membawa anak mereka untuk direhabilitasi. Anak-anak ini ada yang berumur lima tahun ada juga yang delapan tahun.

"Ada juga remaja yang kecanduan karena zat adiktif, kecanduan alkohol, dan juga merokok yang menjadi gerbang dalam penggunaan napza lainnya," papa Elly.

Penggunaan zat adiktif, lanjut Elly, mendongkrak jumlah gangguan jiwa secara tajam. Sebab zat ini bisa membuat seseorang ingin terus menggunakannya. Padahal zat ini tidak baik untuk tubuh.

2. Orang tua dan guru harus bisa membimbing anak-anak hindari hal negatif

IDN Times/Debbie Sutrisno

Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinkes Jabar Arief Sutedjo mengatakan, saat ini anak-anak memiliki potensi tinggi menjadi sakit jiwa dengan kondisi sosial yang berkembang di masyarakat. Untuk mengurangi dampak negatif tersebut, orang tua dan guru di sekolah memiliki peran penting membangun sikap anak.

"Misalnya guru BP (bimbingan sosial) harus bisa mengajarkan anak agar menghindari hal negatif yang bisa ada di sekolah. Mereka juga harus diajarkan bisa bergaul dengan lingkungan yang baik," paparnya.

Baca Juga: Apa itu ODGJ? 5 Hal Penting Ini Perlu Kamu Tahu Tentang Gangguannya

Berita Terkini Lainnya