TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

257 Usulan Desain Ibu Kota Baru Telah Diseleksi untuk Tahap Pertama

Ini empat kriteria desain berdasarkan Ridwan Kamil

Maket jembatan pulau balang yang menghubungkan Balikpapan dan Penajam ibu kota baru. (IDN Times/Panji Galih Aksoro)

Bandung, IDN Times - Penjurian sayembara gagasan desain ibu kota baru Indonesia memasuki tahap pertama. Sebanyak 257 usulan desain telah dinilai 13 juri yang salah satunya adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, di Hotel Grand Sahid Jakarta, Kamis (12/12).

Ditemui usai penjurian, Emil yang seorang arsitek telah diminta panitia untuk menilai secara profesional dan keilmuan desain ibu kota Indonesia yang baru. Dia menjadi satu dari 13 juri yang diminta untuk memberikan penilaian secara profesional, keilmuan dan kebetulan saya arsitek perencana kota dulunya jadi memahami hal-hal teknis yang harus dimiliki oleh desain kota terbaik.

Dari 257 desain yang masuk terpilih lima besar pada tahap pertama ini. Para arsitek yang masuk lima besar akan kembali memaparkan desainnya pada 19 Desember 2019. 

"Dari situ lalu dipilih tiga besar untuk dipresentasikan ke Bapak Presiden. Jadi Presiden sendiri yang nanti memilih di antara tiga itu, mana yang kira-kira semangatnya dan visi misinya cocok," ungkap Emil.

1. Desain yang diplih harus memiliki nilai sustainability, simbol kenegaraan, dan budaya smart city

Pixabay

Pada penjurian tahap pertama ini, Emil dan 12 juri lainnya memberikan penilaian di mana setiap usulan desain harus memiliki nilai-nilai sustainability, terdapat simbol kenegaraan dan budaya serta smart city.

"Ini kan ibu kota negara jadi semua nilai itu harus ada," kata Emil.

Selain Emil, juri lain di antaranya Iman S Ernawi, Prof. Gunawan Tjahjono, Prof. Wiendu Nuryati, dan Nyoman Nuarta. Para juri akan menyeleksi desain terbaik ibu kota negara yang baru yang akan diumumkan 23 Desember mendatang.

Emil dan juri lain cukup kesulitan menilai 257 desain itu karena semuanya baik. Namun karena dipercaya menjadi juri adalah tugas penting negara, Emil bertekad akan menjalankannya dengan baik, di sela tugasnya sebagai Gubernur Jawa Barat.

"Sangat melelahkan karena 257 peserta dikali empat lembar, per lembarnya banyak informasi. Tapi ini tugas negara harus dijalankan dengan baik," ujarnya.

2. Emil punya catatan khusus dalam menilai desain ibu kota baru

Dok.Humas Jabar

Emil sendiri memiliki kriteria khusus yang berbeda dari juri lainnya. Pertama yang harus ada pada desain ibu kota adalah bentuk geometrinya harus bagus.

"Kalau kriteria dari saya ada empat nilai yang harus ada. Pertama, bentuk geometrinya harus bagus apakah miring, lurus atau lengkung," ucap Emil.

Kedua, lanjut dia, harus monumental, seperti ada alun-alun besar dan jalan utama untuk parade. Kemudian yang ketiga harus kontekstual, karena wilayah ibu kota baru ini bersuhu tropis, banyak sungai dan bukit.

"Keempat sistemnya harus berjalan, artinya kotanya harus workable orangnya bisa berjalan kaki, kotanya tidak panas, jaraknya berdekatan. Itu kriteria yang saya tetapkan tapi tiap juri kan beda-beda, ada yang background-nya akademisi, lanskap, insinyur teknik, kalau saya kombinasi sebagai Gubernur yang paham tata negara dan kota," pungkas Emil.

3. Lahan ibu kota baru diusulkan lebih luas hingga 400 ribu hektare

Penanda titik nol calon ibu kota baru - IDN Times/Uni Lubis

Sebelumnya, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor mengusulkan luasan lahan untuk cakupan ibu kota baru negara menjadi 400 ribu hektare dari 180 ribu hektare yang direncanakan pemerintah pusat.

“Agar bernuansa green, modern, metropolis dan keberlanjutan dalam kelestarian lingkungan," jelas Gubernur saat menjadi narasumber pada Sarasehan Udara "Ibu Kota Baru Indonesia, Ibu Kota Kita Bersama" di Balikpapan beberapa waktu lalu.

Tambahan lahan hingga 220 ribu hektare tersebut, menurut Gubernur, sangat dimungkinkan karena di kawasan Sepaku dan Samboja luasan lahan adalah tanah negara.

Kawasan hutan dan lahan konservasi seperti Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, sebut Gubernur, justru akan lebih terpelihara bila masuk ke dalam kawasan ibu kota negara. Ibukotanya sendiri juga akan lebih sehat karena dikelilingi hutan.

Baca Juga: Bappenas: Draft RUU Ibu Kota Negara Ditargetkan Selesai Desember Ini

Baca Juga: Jadi Kota Penyangga Ibu Kota, Balikpapan Belajar ke Singapura 

Berita Terkini Lainnya