TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Titip KK Masih Ada di PPBD, Pj Gubernur Jabar Lapor Kemendikbud

Praktik titip KK terjadi di PPDB di Jabar

ppdb jabar

Cimahi, IDN Times - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin menyebutkan bakal melaporkan kegiatan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SMA/SMK dan SLB di Jawa Barat untuk jalur zonasi kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud).

"Kami akan laporkan semua ke Kemendikbud bahwa tujuan zonasi itu untuk pemerataan sekolah. Tapi ternyata paradigma itu tidak mudah untuk mengubah sekolah favorit, jadi orangtua masih ingin anakanya sekolah di favorit," kata Bey Machmudin di Pemkab Bandung Barat, Senin (24/6/2024).

1. Satu alamat terdapat enam KK demi PPDB

Kondisi tersebut, kata dia, membuat para orangtua menghalalkan berbagai cara agar anaknya masuk ke sekolah yang dinginkan melalui jalur zonasi. Di antaranya dengan melakukan praktik titip kartu keluarga (KK) di sekitar sekolah yang dituju.

Dia mengatakan, pemerintah bahkan menemukan dalam satu alamat rumah bisa terdapat enam sampai delapan KK. Menurutnya hal itu tidak wajar sehingga dirinya meminta Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) untuk melakukan evaluasi.

"Kami akan evaluasi ulang kenapa bisa sampai satu alamat bisa enam KK, delapan KK, kan tidak normal sebetulnya. Kami hanya ingin meletakan dasar peletakan (aturan) dengan baik dan jangan hanya mengakali, jadi kalau tidak domisili di situ jangan bikin KK di situ," kata Bey Machmudin.

2. Banyak peserta yang dianulir karena melanggar

Sebelumnya, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menyebutkan ada sekitar 158 orang peserta PPDB jalur zonasi yang terpaksa dianulir. Mayoritas karena domisili tidak sebenarnya, tidak sesuai dengan Pergub PPDB.

"Yang pasti anulir dulu, setelah itu kami akan koordinasi dengan Disdukcapil bagaimana jangan sampai terulang," kata Bey Machmudin.

Bey menjelaskan, dalam jalur zonasi ini pemerintah menghitung secara real jarak antara rumah dengan sekolah secara garis lurus.

"Bukan belok-belok, tapi ditarik garis lurus dari sekolah ke rumah itu. Jadi walaupun rumahnya sebelahan tapi muter karena gak ada jalan tetep dia lebih deket dibandingkan rumahnya di seberang sekolah karena ditarik garis lurus," kata Bey Machmudin.

Berita Terkini Lainnya