Menyulap Lahan Tidur jadi Kampung Cengek Ala Warga Cigugur Tengah
Kampung Cengek dibentuk warga Cigugur, Kota Cimahi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cimahi, IDN Times - Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, merupakan salah satu kawasan padat penduduk di Kota Cimahi, Jawa Barat. Wilayahnya nyaris dipenuhi dengan rumah atau bangunan lainnya yang berdiri berdempetan.
Sehingga rasanya sulit menemukan area perkebunan yang ditanami sayuran ditengah keterbatasan lahan. Namun itu tak berlaku bagi warga Kampung Sukanampa, RW 19, Kelurahan Cigugur Tengah. Mereka menyulap pekarangan rumah dan lahan tidur menjadi hijau oleh tanaman cengek
"Di sini bukan daerah perkebunan, karena memang sempit. Tapi ada memang lahan-lahan kosong yang tidak terpakai, kemudian warga senang bertani akhirnya dibuatlah terobosan ini," tutur Ketua RW 19, Kelurahan Cigugur Tengah, Usep Suryadi, belum lama ini.
Ide bercocok tanam dengan komoditas utama cengek dimulai warga tahun 2021 yang diinisiasi Kelompok Wanita Tani (KWT) Berseri RW 19. Mereka yang pada dasarnya senang bertani kemudian mengajak warga untuk menanam cabai dengan memanfaatkan lahan terbatas tak terpakai hingga di pekarangan rumah.
Awalnya ada 35 emak-emak yang terlibat di dalam wadah KWT Berseri RW 19. Mereka bergerak bersama mulai dari pembibitan, penyemaian, hingga proses panen. Hingga akhirnya mereka menamai kawasan itu dengan Kampung Cengek alias cabai.
"Ini diawali adanya lahan kosong, kemudian tercetus ide menanam cengek berdasarkan hasil diskusi dengan warga yang bersama-sama menggagas ini," kata Usep.
1. Bisa menjaga ketahanan pangan warga
Meski tak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar, apalagi sampai mengendalikan inflasi, namun keberadaan Kampung Cengek itu bisa menghindarkan warga Kampung Sukanampa dari mahalnya harga cabai di pasaran. Dimana warga yang membutuhkan cabai atau cengek tinggal memetik di pekarangan rumah masing-masing.
Artinya, warga di Kampung Sukanampa setidaknya bisa menjaga ketahanan pangan dengan memanfaatkan lahan-lahan alakadarnya. Awalnya itu setiap rumah dibagi dua bibit cabai. Namun harapannya setiap tumah di wilayahnya bisa semuanya menanam cabai karena bisa mudah dengan menggunakan media pot.
"Di RW 19 ini ada 5 RT, kita sebar benih cabainya. Kemudian kita juga pakai lahan warga yang kosong dan diperbolehkan untuk pengembangan sayuran lain," ucap dia.
Baca Juga: Harga Cabai di Pasar Sindangkasih Majalengka Tembus Rp100 Ribu/Kg
Baca Juga: Dikdik Beberkan Angka Inflasi di Cimahi yang Membuatnya Dicopot