Upacara Irung-Irung Cai: Menjaga Mata Air dari Kepentingan Bisnis
Perang Air mejadi tradisi tahunan warga Cihideung
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung Barat, IDN Times - Warga Desa Cihideung gelar upacara adat Irung-Irung bertajuk 'Ngalokat Cai Nyalametkeun Solokan' di sumber mata air Kampung Kancah, Desa Cihideung, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (6/10). Upacara tersebut merupakan tradisi tahunan yang dilakukan masyarakat Cihideung untuk memelihara sekaligus melestarikan mata air dan saluran air.
Beberapa hari sebelum upacara digelar, warga dan sejumlah pengusaha bunga Cihideung bergotong-royong membersihkan saluran air dari rumput liar dan sampah. Hal tersebut dilakukan demi menjaga aliran air tetap berjalan dan kejernihan air tetap terjaga.
Mata air tersebut diberi nama Irung-irung oleh warga setempat karena ada dua mata air yang mengeluarkan air. Dua sumber mata air tersebut diibaratkan laki-laki dan perempuan.
1. Petani sejajar dengan alam
Tokoh Masyarakat sekaligus Budayawan Lokal, Mas Nunu Muda atau biasa dikenal Abah Nunu menjelaskan, dalam sejarahnya masyarakat sekitar Desa Cihideung kebanyakan berprofesi sebagai petani padi.
"Ketika itu, para petani sama sekali tidak bersentuhan dengan dunia industri. Mereka memiliki penghormatan serta meletakkan posisi sejajar dengan alam," ungkap Abah Nunu di lokasi, Minggu (6/10).
Dia menerangkan, upacara Irung-irung merupakan upacara yang digelar warga Cihideung sejak lama. Namun, gelaran upacara sempat vakum. Barulah pada tahun 2008, upacara Irung-irung digelar lagi.