Kisah Petugas di Pos Penyekatan Padalarang yang Juga Rindu Mudik
Saya yang ingin mudik malah menahan para pemudik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung Barat, IDN Times - Ramadan akan segera berakhir dan bertemu dengan 1 Syawal atau Idulfitri. Momen 1 Syawal ini sangat menjadi hal yang dinanti bagi muslim khususnya di Indonesia.
Tradisi mudik dan pulang ke kampung halaman untuk bertemu orang tua serta keluarga tentunya akan menjadi hal berharga. Tetapi, hal itu akan berbeda pada tahun ini. Larangan mudik kedua kalinya yang dilakukan Pemerintah Indonesia membuat masyarakat harus menerima dan bersabar.
Larangan itu untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan penularan virus corona yang masih menjadi ancaman kesehatan di Tanah Air. Dua kali lebaran sudah pandemik membendung kerinduan warga untuk kampung halaman.
Hal itu pun dirasakan petugas lapangan Ipda Trianto. Sebagai petugas kepolisian yang berjaga di Pos Penyekatan Padalarang dia harus menguras keringat demi menghalau para pemudik yang ngeyel.
"Di saat yang lain colong-colongan dari petugas untuk mudik, saya yang ingin mudik malah menahan para pemudik," ujar Trianto saat ditemui di Pos Penyekatan Padalarang, Rabu (12/5/2021).
1. Maaf-maafan dengan orang tua hanya bisa melalui layar android
Trianto tak menampik, keinginannya untuk bertemu keluarga di kampung halamannya di Jawa Timur sangat tinggi. Sebab, sudah dua lebaran kesempatan untuk kumpul keluarga tidak pernah bisa terlaksana.
Sejak pandemik, Trianto belum sempat pulang kampung. Momen maaf-maafan pun terpaksa harus bertransformasi ke platform digital masa kini.
"Kalau dibilang kangen ya kangen lah. Orang tua juga kan sekarang sudah tua di kampung. Yang penting kita pastikan mereka sehat, komunikasi kita lewat video call kalau enggak pakai zoom meeting," sebut Trianto.
Baca Juga: Selama Larangan Mudik, 74.879 Pemudik Diminta Putar Balik
Baca Juga: Mudik Aglomerasi Dilarang, Ridwan Kamil: Razia Polisi Semakin Ketat!