Jabar Masuk Musim Pancaroba, Dinkes Minta Masyarakat Waspada DBD

DBD merupakan penyakit paling menonjol selama pancaroba

Bandung, IDN Times - Musim pancaroba telah memasuki wilayah Jawa Barat. Dinas Kesehatan (Dinkes) meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti ini.

Plt. Kepala Dinkes Jabar, Vini Adiani Dewi mengatakan, pada masa pancaroba seperti saat ini penyakit yang paling menonjol yakni DBD. Sebab, cuaca akan mudah berganti-ganti dari hujan menjadi kering, dan sebaliknya.

"Jadi kalau kita ada perubahan cuaca itu, ada beberapa potensi penyakit satu di antaranya ketika hujan berselang-selang, potensi itu adanya peningkatan penyakit DBD," ujar Vini, Sabtu (22/7/2023).

1. Masyarakat harus bersihkan lingkungan rumah

Jabar Masuk Musim Pancaroba, Dinkes Minta Masyarakat Waspada DBDIlustrasi Pasien DBD (ANTARA FOTO/Syaiful Arif)

Dengan kondisi cuaca yang mudah berganti, kata dia, potensi berkembangnya jentik nyamuk sangat besar. Apalagi, jika masyarakat tidak menguras genangan air yang ada di sekeliling rumahnya. Sehingga, dia meminta masyarakat harus waspada.

"Itu harus diwaspadai, jangan sampai ada air yang menggenang. Karena itu dapat berpotensi untuk jadi tempat tumbuhnya nyamuk (aedes aegypti). Jadi itu harus diwaspadai," katanya.

2. DBD di Jabar mencapai 7.512 kasus sejak Januari-Juni 2023

Jabar Masuk Musim Pancaroba, Dinkes Minta Masyarakat Waspada DBDIlustrasi (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Sebelumnya, Vini mengatakan, data DBD di Jawa Barat sejak Januari hingga Juni 2023 mencapai 7.512 kasus. Dari jumlah ini terdapat kasus yang sudah sembuh dan ada juga yang dinyatakan meninggal dunia.

"Pada Tahun 2023 kasus DBD kumulatif dari bulan Januari sampai dengan Juni tercatat sebanyak 7.512 kasus dengan 49 kematian akibat DBD," ujar Vini.

3. Kota Bandung paling tinggi kasus DBD se-Jabar

Jabar Masuk Musim Pancaroba, Dinkes Minta Masyarakat Waspada DBDANTARA FOTO/Kornelis Kaha

Berdasarkan data ini, Vini mengungkapkan, kasus DBD ada di beberapa daerah di Jabar. Namun, yang paling tinggi ada di Kota Bandung dengan 1.021 kasus. Setelah itu, paling kecil ada di Kota Banjar dengan 20 kasus.

Kemudian, kasus DBD yang menyebabkan kematian ada di Kota Bandung, Karawang, Kuningan dan Garut menjadi penyumbang terbanyak dengan masing-masing empat kasus kematian akibat DBD.

"Kasus paling tinggi terdapat di Kota Bandung sebanyak 1.021 kasus, kemudian Kota Bekasi sebanyak 699 kasus dan Kab. Sumedang 558 kasus. Kasus kematian paling tinggi terdapat di Kota Bandung, Kab. Karawang, Kab. Kuningan, Kab. Garut masing-masing sebanyak empat kematian," katanya.

Baca Juga: Enam Orang Meninggal, Kasus DBD di Bima Melonjak Jadi 215

Baca Juga: Ancaman Serius DBD di Banjarmasin, Dua Warga Tewas

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya